Sunday, November 10, 2013

Sleep Early

He turned off the light and cover his whole body with a thick-tiger-motif blanket even though he already put a jacket on. His friend said, when you wake up in a cold temperature, it will make you become more reluctant to get up.

It's still 9.45 PM. He could still enjoy Sunday for the rest 2 hours before the Monday's sun finally rays, but he chose to enter his lower level of consciousness early. He didn't want to have to snooze the alarm due to insufficient sleep. An article says that snoozing your alarm is the beginning of snoozing your day. The bigger things will be on delay.

So he said "I love my job ..." in his heart as a positive self assertion after whispering his prayer to God. He doesn't hate his job. He just hasn't found a way to feel that waking up at 5AM for work is a pleasant thing to do. For it might be such an ungrateful thought, he said that self assertion to ease the reluctance. Some people out there might think that his job is a dream job they never had. So there's no reason to whine at his job or snooze the day tomorrow.

After setting up the alarms on his two phones, he put on the headphones and start closing his eyes.

Friday, November 01, 2013

Akhir Cerita

Dia menyimpan kembali mug putih besar berisi teh tawar hangat yang sedari tadi diteguknya. Isinya sudah tidak lagi penuh seiring dengan keyakinan nya yang mulai berkurang. Entah sudah gelas ke berapa, teh tawar hangat yang selalu dipercayainya dapat memberikan sedikit ketenangan, namun belum juga memberikan apa yang diharapkan nya. Ia memutuskan ini sebagai tegukan terakhir. Bahkan teh hangat yang sangat ia harapkan itu kini berangsur menjadi dingin tertempa udara dan rasa takut yang ada di pikiran nya.

Ketegaran nya mulai runtuh, tetapi masih cukup kokoh untuk mencegah sebulir air mata turun dari kelopak mata nya. Bertahun - tahun sudah ia menuliskan alur cerita yang tak diinginkan nya. Menutupi setiap kenyataan pahit dengan cerita yang dia buat.

Sudah sepertiga malam terakhir, dan dia belum juga menemukan akhir dari cerita ini. Setiap tarikan napas terasa sangat berat. Aliran hangat dari bulir air mata yang jatuh mulai terasa di pipinya ketika membayangkan akhir cerita yang akan melukai semua yang telah ia lindungi selama ini.  

Untuk setiap pilihan akhir cerita, harus ada tokoh yang dikorbankan. Sudah cukup lama ia menuliskan cerita untuk melindungi dirinya sendiri, mungkin ini saatnya ia memilih dirinya sendiri sebagai tokoh yang ia korbankan demi akhir cerita yang terbaik bagi semua.

Ketika pagi datang, ia akan segera berkemas meninggalkan tempat yang telah lama menjebak nya di dalam perjalanan yang meletihkan. Kembali pulang kepada orang - orang yang ia hormati dengan membawa harta yang paling berharga dalam hidupnya, berlutut di kaki mereka penuh rasa sesal dan pasrah berharap semua itu menjadi akhir yang indah.  

trrrrrt ....
Telepon genggam nya bergetar saat panggilan masuk dari kontak bernama 'Mamah'.

"Halo"
"Neng, kumaha damang ? iraha uwih ?"

Ketika mendengar suara orang yang paling dihormati nya itu, ia tersadar telah tertidur semalam sebelum sempat menuliskan akhir cerita yang harus ditulisnya. Kini ia harus kembali melanjutkan kisahnya, melanjutkan alur cerita yang selama ini ia jaga. Mungkin belum saat nya ia mencapai akhir cerita ini.