Friday, September 30, 2011

In a coffeeshop

Those two persons enter the coffee shop and take a seat near the window so everyone who passes that way can see them sitting face to face. It is their favorite place to kill time but it is their first time coming here together. They used to come here with different persons, different friends.

While waiting for their requests, those two people involved in a conversation about the idea of relationship they are having.

A : i've been missing you.
B : i miss you too.
A : just that?
B : what else?
A : You've come all the way from out of town just to say 'i miss you too' because i said that i've been missing you?

B : what should i say?
A : i dunno. i'm wondering that there will be kind of revelation that can describe about what do we mean to each other.

B : Love?

A : maybe. ..

B : look, it's not that i don't respect you or i take you for granted. But for me love is a sacred thing. Love is supposed to give us happiness but sometimes it sets us in a very uncomfortable situation. that's why i avoid talking about that.

A : .....

B : i enjoy every single moment with you. i miss you when you are not around. but i always try to keep it in a normal level. i don't want this longing transform into craving. i don't wanna trap in a relationship that makes us depend on one another. being dependent could hurt. so let's just enjoy what we can enjoy without bothering what are we supposed to be or what we could have been.


------------
Backsound music when i write this : Gym class heroes feat. Adam Levine - My Heart is stereo
Published with Blogger-droid v1.7.4

Tuesday, September 20, 2011

Get well soon

Yesterday my father talked to me. He said that if i have a girlfriend, he wants me to introduce her to him. But then i said that i'm not having a girlfriend.

Just now, my brother texted me to tell that my father got a light stroke symptomps. He couldn't speak fluently, one of his foot is not working properly, he tends to be forgetful. When he's having conversation with my brother and mother.

I was kinda sad to hear that.

God please heal him. I know it is nature of human when people get older and they lose some of their organ's function. Please keep my parents healthy. I want them to see me succeed. I want them to come to my graduation day in healthy condition. I want them to see me marry and look after my childs like they do to my brother and sisters.

I know that this such a selfish wish when everything is actually about me. But everything i do, i do it for them. I want to see them happy. I want to make them happy. Give them chance. Give me chance.

If i don't deserve it all, answer my pray for them. They deserve to be happy. .....
Published with Blogger-droid v1.7.4

Friday, September 16, 2011

Apalah arti menunggu

I was wrong. I thought it would be easier having you as a friend than losing you. Apparently it is easier if you get rid off me than hearing you call my name using my first name. We remain no more than acquaintance to each other. Somehow it is irritating to hear you asking about general questions without asking about me first. Asking about some addresses instead of asking what i'm doing, have i eaten or not.

That's hard. Stay away from me! if you get one step closer, i might not letting you go.

For you, i sing this song :

" telah lama aku bertahan
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun kurasa cukup ku menunggu.
semua rasa telah hilang

sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang.
apalah arti ku menunggu bila kamu tak cinta lagi.

dahulu kaulah segalanya.
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku.
namun akhirnya ku mengerti.
tak perlu ku menunggu cinta yang semu"

by Raisa
Published with Blogger-droid v1.7.4

Thursday, September 15, 2011

Morning blast

Pagi ini gue melihat lagi scene yang paling gue benci di kehidupan ini. Scene dimana seorang anak marah - marah dan membentak orang tua nya dengan nada keras dan kasar. Masih terjadi di rumah sepupu gue tempat gue tinggal 2 bulan belakangan ini. Ceritanya berawal dari hilang nya uang sepupu gue yang berjumlah SEPULUH RIBU (ajah) lalu dia menuduh bapaknya yang mengambil uang itu. Dan selanjutnya bentakan dan kata - kata kasar melayang di udara yang nggak usah gue ceritakan secara detail karena nggak tega. Karena nggak tega dengernya, gue pasang earphone dan setel musik cukup keras supaya tidak perlu mendengar adegan live sinetron Hidayah itu.

Once i lived in a war that i called home. Where house was not a place that i want to go to after school. Where screams and scolding were lullaby. When fear, anger, and sadness were mixed up every time i see my sisters and  their husbands had fight with my parents, especially mom. Mom cried or even fainted afterward. But that only happened in my childhood. That's enough. I don't want to see that again in my adulthood.

Gue nggak habis pikir kenapa orang - orang seperti itu bisa melakukan hal tersebut kepada orang tua nya. Sepertinya akal dan logika mereka sudah jauh lebih dari cukup untuk memahami arti kata 'orang tua'. Mata mereka masih berfungsi dengan baik untuk menyaksikan bagaimana orang tua kita bekerja dan mengusahakan  yang terbaik demi memelihara dan membahagiakan kita. Raga dan segala yang terlihat pada diri mereka saat ini merupakan bukti nyata dari kasih sayang yang diberikan. Sudah seperti itu masih sampai hati kah untuk membentak, berteriak pada mereka dengan alasan tersinggung ?

Apalagi tersinggung karena masalah uang yang tidak seberapa. Memalukan. Jangankan untuk mengembalikan atau membalas budi semua jasa dan kasih sayang mereka kepada kita selama ini, jika dilihat dari segi finansial saja, uang yang kita berikan mungkin tidak akan bisa mengganti semua yang pernah diberi pada kita selama ini. Ketika semua itu tidak mungkin, hal terkecil yang bisa kita lakukan adalah membahagiakan mereka. Atau jika membahagiakan mereka pun kita tidak bisa, janganlah menyakiti mereka. Memang sudah sifat alami manusia untuk merasa marah dan tersinggung. Tapi apakah sebegitu sulitnya  menahan diri untuk tidak bersikap dan mengeluarkan kata - kata yang menyakiti hati mereka ?

Gue memang bukan anak yang sempurna. Gue bahkan nggak tau hari ulang tahun orang tua gue atau hari pernikahan mereka. Jadi jangankan memberikan hadiah atau selamat, tanggal nya saja gue nggak ingat. Gue juga belum mendapatkan pekerjaan tetap sehingga gue belum bisa secara reguler memberikan uang kepada merea setiap bulan. Gue nggak pernah nangis atau banyak berkata - kata saat meminta maaf pada mereka saat lebaran, cuma sekedar cium tangan.

Tapi gue tau betul bagaimana perjuangan mereka untuk memberikan segala yang terbaik bagi gue, walaupun mungkin gue nggak bisa merasakan bagaimana susahnya mereka waktu itu. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan yang gue punya,  gue selalu mencoba untuk membahagiakan mereka. Menghargai mereka. Membuat mereka bangga. Hal yang paling minimal yang bisa gue lakukan adalah dengan menghormati mereka, menjaga perasaan mereka. Tidak membuat mereka tersinggung, tersakiti, apalagi menangis.

Semoga orang - orang yang tersebut mendapatkan kesadaran. amin.

Tuesday, September 13, 2011

Impulsive

Seperti yang gue tulis dalam blog sebelumnya, belakangan ini gue sedang sangat impulsive. Setelah memutuskan untuk mengambil long weekend dengan bolos pada hari jum'at dan senin kemarin, akhirnya hari selasa ini gue harus kembali ke kantor. Dari kost an temen udah berangkat jam setengah tujuh, gue mengejar kereta yang jam 7 sehingga bisa sampai kantor sekitar jam 8 lebihan lah. Tapi apa yang terjadi ? Keretanya telat satu jam dong dan banyak ngetem di stasiun stasiun. Saking lama nya ngetem, ada suami istri yang terpisah karena si istri kesel dan akhirnya nunggu di luar, ternyata beberapa detik kemudian pintu kereta menutup dan jalan. Dan adegan seperti meteor garden pun terjadi. Si istri berlari mengejar kereta yang sudah jalan dan si suami terus berlari ke arah gerbong belakang mencoba membuka pintu [well, ini bisa-bisa nya gue aja sih].

Udah jam setengah 9 dan gue masih di cawang dan kereta yang gue naikki cuma sampai Depok. Gue naik kereta berikutnya dan cuma sampai Bojong Gede, kira - kira gue akan sampai kantor sekitar jam 10 an kalo gini caranya. Tiba - tiba setan yang selama bulan Ramadhan kemaren dikerangkeng mendatangi gue dan menggoda gue untuk bolos lagi bahkan resign aja. Kadang gue pikir kalo gue ini childish sih, sampe segitu nya karena nggak betah magang sampe bolos - bolos dan resign sebelum waktu nya.

Tapi menurut gue ini nggak childish sih. Ini kan pilihan. Mungkin memang terlihat childish dan tidak bertanggung jawab. Tapi gue lakukan ini juga kan setelah gue baca baik - baik kontrak perjanjian nya. Di sana memang ada pasal tentang batas waktu magang. Tapi di sana juga ada pasal mengenai pengunduran diri dan pemutusan kontrak kerja. Kalo buat gue, selama masih punya pilihan, kenapa harus memaksakan diri melakukan hal yang tidak kita sukai ?  Sementara di sana ada perusahaan lain yang menunggu gue untuk bekerja sejak bulan kemarin.

Jadi ini cuma masalah pilihan aja. Buat apa gue terus mencoba bertahan dengan pihak yang sudah tidak ada rasa dan mengacuhkan gue abis - abisan sementara di sana ada pihak lain yang sudah menunggu dan tentunya menghargai gue sepenuh hati. Buat apalagi dipertahankan kan ? lebih baik memilih pihak yang benar - benar menghargai dan membutuhkan gue. (ini cerita magang atau cerita cinta sih ?)

Akhirnya, gue bener - bener bolos hari ini. Dan beberapa jam yang lalu gue SMS PIC nya untuk bilang kalo gue nggak akan datang lagi. Apa coba jawaban nya ? no problem. Coba gue dari kemarin aja ya bilang nya, kalo gue resign dari kemarin pastinya hari ini gue masih berada di Bandung sampai weekend nanti. Itu semua akibat ketidak tegasan gue selama ini. At least, sekarang gue mengerti arti sebuah ketegasan. Lain kali harus lebih tegas dalam bertindak jangan plin-plan kayak tetangga sebelah (eh ?)

Ngomong - ngomong soal ketegasan. Sekali lagi ketegasan gue diuji. Ketika diri ini mulai stabil dan berdamai dengan masa lalu, tiba - tiba handphone gue berbunyi tanda ada IM masuk. Setelah dilihat ternyata dari u-know-who. (gue selalu wondering, setiap gue ngomongin lo, lo baca ga ya ? gue pernah kasih liat blog gue ke lo tapi gue nggak yakin lo masih suka baca - baca).


"minal aidzin walfaidzin ya"

Which is ini tanggal berapa, lebaran tanggal berapa yah ? kalo ada Dian Sastro di sebelah gue saat itu mungkin dia akan mengetikkan ini buat gue 'basi ! madingnya udah mau terbit !'. Nggak deng, becanda. Kita kan wajib menjaga silaturahmi yah. Sesuatu banget.

Lalu gue jawab biasa aja sih, standard. Nanya kabar segala macem. Sampai lah pada bagian dimana dia menanyakan pertanyaan ini ...

"twitter saya diblok ya ? :( "

Lah ? Loh ? Bukan nya situ yang ngeblok saya yah ? Masih inget nggak waktu itu karena saking keponya saya ngecek-ngecek follower akhirnya ketauan kalo kamu udah nggak ada di follower saya ? (ga bakal inget deng ya, kan udah unfollow juga jadi nggak liat)

Me : Nggak. kamu unfollow kali.
u-know-who : Perasaan nggak, barusan pas mau liat nggak bisa.

Hmmm ... lalu, siapa yang waktu itu unfollow gue ? Mungkinkah ada yang memasukkan sesuatu ke minuman lo sehingga tidak sadarkan diri dan unfollow gue ? atau gue ternyata sleepwalker yang kalo malem buka laptop dan unfollow-in orang - orang ? Only God knows.

Seperti yang gue bilang tadi, mau lebih punya self-determination. Gue nggak mau terlalu terbawa suasana. Jadi ya gue tanggapi dengan santai aja, suruh follow lagi. Belum pernah setenang ini sebelumnya. Inikah yang dinamakan .... move on ?

Iya. Gue kan sudah move on. Sudah naik kereta dan kereta nya sudah jalan. Kalopun ada orang manggil - manggil, gue udah nggak bisa turun lagi. Paling gue cuma lambaikan tangan aja sambil tersenyum. Kecuali kalo lo bener - bener manggil gue dan kalo gue turun lagi lo mau naik kereta berikutnya bareng gue. Then i'll jump from the train for you.

Yang jelas kayak nya nggak mungkin kalo saya yang unfollow duluan. Kan saya mah selalu ingat pesan kamu tentang menjaga silaturahmi dan ...

"Trust & Respect"

Sunday, September 11, 2011

Refleksi

Gue cuma bisa senyum aja dan ikhlas menerima semua opini yang tertuju pada gue karena gue sadar gue memang melakukan banyak kesalahan. Gue juga yakin semua ini ada hikmah nya, walaupun kadang orang - orang yang bersangkutan tidak merasakan karena tidak bisa berpikir dengan jernih ketika dirinya dikendalikan emosi.

Dalam perjalanan, dalam melangkah kadang kita memerlukan tumpuan untuk mencapai langkah selanjutnya. Tidak jarang tumpuan tersebut membuat kita tergelincir. Tetapi itu semua tergantung bagaimana kita menyikapi nya. Jika kita bisa menstabilkan langkah kita kembali setelah tergelincir pada tumpuan yang rapuh itu maka kita bisa melanjutkan ke langkah selanjutnya dan memberikan pelajaran agar kita lebih hati - hati dalam mengambil langkah. Tetapi ketika kita tergelincir karena tumpuan itu dan menganggapnya sebagai penghalang atau batu yang mencelakakan lalu kemudian terus menerus menggerutu dan mengeluh karena nya, maka perjalanan akan bertambah berat ditambah dengan hati yang tidak ikhlas.

Tapi yang manusia di dunia ini bukan cuma gue. Sejatinya manusia tidaklah sempurna dan pernah melakukan kesalahan. Itu berarti bukan gue satu - satu nya yang pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu, akan lebih bijak jika kita melihat kepada diri kita sendiri  seperti apa kita, kesalahan apa yang pernah kita buat, sebelum akhirnya memberikan label dan membuat spekulasi tentang orang lain. Karena bisa jadi kita sama saja dengan mereka, melakukan kesalahan yang sama.

Bagaimanapun juga, memang lebih gampang sih menempatkan diri kita sebagai korban dari suatu keadaan daripada menyadari bahwa kita juga mungkin merupakan pelaku atas korban yang lain nya.

Saturday, September 10, 2011

Mashed Up

Banyak banget pikiran di dalam kepala yang minta ditulisin di sini. Tapi masa sekali posting ada 3 judul atau lebih. Excess banget. Akhirnya gue menemukan satu judul yang pas untuk mewakili post ini. "mashed up". Jadi mungkin semua ide dan pikiran itu akan gue tuangkan aja semuanya di dalam post yang ini. Panjang - panjang deh.

Minggu ini terasa sangat random dan impulsive. Tanggal 4 kemarin gue baru aja pulang ke Bogor karena tanggal 5 nya udah harus masuk kantor. Pas hari pertama masuk, ternyata banyak yang masih pada cuti dan para boss juga nggak masuk selama 3 hari itu. Gue merasa rugi bandar ! dan entah mengapa gue merasa MUAK ada di tempat itu. Masa magang gue hanya sampai tanggal 16 September. Lalu setan dalam hati ikut bicara, bagaimana kalo gue bolos aja hari jum'at dan senin jadi long weekend lalu gue kembali liburan di Bandung.

Tanpa banyak pertimbangan, ide itu segera gue eksekusi. Tapi gue baru bisa berangkat ke Bandung Jum'at sore karena harus mengurus handphone gue yang ripuh ini. Ini HP udah kayak orang DBD aja, harus diinfus (charge) terus dan badan nya panas. Akhirnya gue bawa ke service center nya. Cukup kecewa dengan jawaban teknisi nya "smartphone emang gitu pak, kalo dipake online terus tahan nya cuma 3 - 4 jam" (masa sih?) yaudah lah. Kemudian si teknisi yang sejak gue antri di tempat duduk ngeliatin gue sambil berbisik - bisik sama teman nya akhirnya mengajak gue ngobrol.

teknisi : sudah pernah service sebelumnya pak ?
gue : belum. ini belum sebulan hape nya. baru
teknisi : tapi koq wajah bapak familiar yah ?
gue : .......


Perasaan gue nggak enak kalo udah kayak gitu, karena kalo orang ngomong kayak gitu dan kita bener - bener nggak kenal, either muka gue mirip artis atau muka gue pasaran.

teknisi : ketemu dimana ya .... ? (sambil pura - pura mikir dan memperhatikan muka gue)
gue : ........
teknisi : bapak anak STM ? (tidak menyerah) 
gue : iya
teknisi : ...
gue : kenapa? anak STM juga ?
teknisi : iya :)
gue : oh .... angkatan berapa ?
teknisi : iya angkatan 34. bapak angkatan berapa ?
gue : 31
teknisi : oh, harusnya saya manggilnya 'akang' dong
gue : emang ! yang nyuruh manggil bapak siapa ?


Lucu aja, udah jauh dari sekolah tapi masih ketemu anak STM lagi dan mengenali gue. Tapi emang roxy itu sarang nya anak STM sih. 


Setelah dari Samsung service center kemudian gue ke Bank untuk ..... (ok this is the hard part) mencairkan tabungan perencanaan gue yang harusnya baru jatuh tempo tahun depan. Tabungan ini tadinya gue mau pakai untuk persiapan wisuda dan bekal hidup gue selama masa penantian pekerjaan. Tapi ... karena pas lebaran kemarin gue terlalu banyak belanja, jadi uang gue bulan ini pun menipis. Sebenernya belum urgent untuk nge-break tabungan ini. Tapi gue berjaga -jaga aja in case gue mengalami krisis keuangan akhir bulan nanti, gue nggak mau lagu nyusahin ortu dan minta sama mereka atau membiarkan mereka menyupply gue, selain gue juga mulai mau mengalokasikan budget untuk ngasih mereka. Dan pada saat bersamaan, temen gue sms mau pinjam uang untuk keperluan keluarga. Gue itu selalu ingin ngebantu orang, but i know i can't please everyone though. Tapi selama gue masih bisa mengusahakan nya, ya gue usahakan. Akhirnya niat gue bulat untuk mencairkan tabungan itu. Insya Allah ini keputusan yang terbaik karena sebetulnya penghasilan gue selama beberapa bulan ini lebih besar dari jumlah tabungan yang gue kumpulkan selama setahun itu. Jadi insya Allah gue bisa tetep ngumpulin, rezeki kita sudah ada yang ngatur kan.

akhirnya .... kucairkan kau dengan Bismillah (tp gue lupa baca bismillah waktu itu).

Semoga ke depan nya bisa lebih mengatur uang deh.

udah ah. kepanjangan, males ngetik

Wednesday, September 07, 2011

Sign

"No one is responsible for our happiness but ourselves"

"kenapa status nya gitu?" 


emang kenapa ?


"Bagus"


bener kan ? kebahagiaan kita itu ya kita yang nentuin.


"iya :)"

Tuesday, September 06, 2011

H-2

"aku off dulu ya? "

tumben bilang bilang. biasanya lgsg ngilang aja

"mulai sekarang kan aku mau belajar menjaga perasaan orang lain. termasuk perasaan kamu :)"

oh bagus lah

"jadi boleh off ga? ngantuk nih"

ga boleh

"yaudah :)"
Published with Blogger-droid v1.7.4

Saturday, September 03, 2011

The missing moments

Barusan karena nggak ada kerjaan iseng - iseng buka file foto- foto dan menemukan beberapa foto yang memiliki kesan yang mungkin nggak bisa diulang lagi karena satu dan lain hal. Nih, check these out !




Foto yang pertama itu waktu gue dikasih birthday surprise waktu umur 21. Saat gue ultah ke 20 dan 21 temen - temen serumah ngasih surprise [lebih ke ngerjain sih] yang sebenernya gue udah tau dari awal. Foto yang kedua adalah waktu gue dan anak - anak CIMB Niaga Scholarship Binus jalan - jalan ke depok. Itu foto diambil di Margo City.

Kedua foto itu merupakan moment of togetherness gue dengan teman - teman beasiswa lain. Dan missing moments di situ adalah ... liat deh orang yang di sebelah gue di kedua foto di atas. He's one of my best friend, ex house mate. Nowadays it's hard to find him smiling at me like that anymore. It's because my stupid mistake  which left us awkward to one another. 





Kedua foto di atas diambil waktu takbiran 2009. The four of us used to be BFF and those two girls were the real BFF to each of them. But now is different. They don't even talk to one another. It's hard to gather four of us. Not only because they're no longer best friends but also because we've already had our own lives. With all of background that we have and all the things we've been through, even best friends grow apart.




The last one. This photo is the only memory i have. The memory about me and the one i loved. I was very happy at that moment. Walking around Bandung with the person i loved most. Even though i had to drive motorcycle all day long, it didn't make me feel tired. Because there's someone holding my hip from the back. 
The photo was taken in The Museum of Asia Africa Conference. The venue we visited because we didn't know any other place to go. Too bad there were only the two of us. So we couldn't take a picture of us and we took the picture separately.

The missing moment is ... obvious, the person behind the camera. We might never meet again. Or we better not.

Whatever happened, those sweet memories will always be a sweet memories. Nothing can change. I will keep those picture just in case i need them again someday.



Friday, September 02, 2011

Di Bawah Lindungan Ka'bah

Terpikir untuk membuat thread berisi review film yang pernah gue tonton di blog ini. Mungkin bisa dimulai dengan film ini. Kemarin gue baru saja nonton Di Bawah Lindungan Ka'bah karena kebetulan tempat karaoke dan coffeeshop masih pada tutup. Selain itu juga memang gue menunggu film ini tayang di bioskop setelah melihat poster promo nya beberapa bulan lalu di salah satu bioskop.

Yang membuat gue berminat nonton film ini adalah karena pertama ini merupakan film re-make dari film yang sama di tahun 80-an. Kedua karena ini film yang diadaptasi dari novel dengan judul sama yang ternyata ditulis oleh salah satu ulama terkenal di Indonesia, Buya Hamka. Ketiga karena cast nya, Bella [gue ngefans banget sama dia]  yang cantik dan Herjunot Ali yang juga ganteng. Dan terakhir, jujur aja tadinya gue mau karaoke dan ngopi tapi ternyata masih pada tutup. Jadi ya udah deh.

Film ini memiliki setting tahun 1920-an di kota Padang. Suasana keislaman di kota Padang saat itu sangat kental terasa pada opening scene dimana Hamid [Junot] diceritakan lulus dengan predikat lulusan terbaik di sekolahnya. Di film ini jujur saja acting Junot lumayan bagus dan cukup menjiwai. Hanya ada satu yang mengganggu, ekspresi Junot ketika diam atau tidak berdialog. Ketika suasana sedih, takut, kecewa, atau pun senang mimik wajahnya seperti sudah diset seperti peserta - peserta Putri Indonesia yang terus tersenyum apapun yang terjadi [mungkin  efek pacaran sama mantan Putri Indonesia]. Tapi over all acting Junot di film ini bagus.

Bella diceritakan sebagai Zainabm anak dari Majikkan tempat ibu Hamid bekerja sebagai pembantu. Seperti di film lain nya, acting Bella lumayan bagus kecuali adegan ketawa ketiwi ketika dia bersama teman - teman perempuan nya yang terdengat sangat - sangat tidak natural dan mengganggu.

Dengan visual art dan setting nya film ini sepertinya berbudget tinggi. Apalagi film ini menghadirkan suasana perjalanan Haji dan juga Ka'bah di tahun 20-an. Terlihat jelas film ini memiliki beberapa sponsor utama yang mengharuskan mereka menayangkan produk nya di dalam film. Sayangnya penampakkan sponsor ini maksa banget. Ini kan setting nya tahun 20-an, masa udah ada Gerry Chocolatos. Beberapa kali para pemain menyulut obat nyamuk Baygon. Dan yang lucu banget, ada satu adegan ketika Hamid ke pasar dan bilang ke tukang dagang nya "beli kacang garuda". Untung nggak ada yang ngomong "ini kacangku".

Ada beberapa adegan yang menurut gue terlalu panjang dan berulang - ulang sehingga jadi membosankan. seperti ketika mereka bermain di dinding kayu, ketawa - ketiwi tanpa dialog. Adegan ini cukup lama dan membosankan. Lalu adegan mereka lari - larian di pasar. Lagi - lagi ketawa ketiwi dan tanpa dialog. Anyway, di film ini mereka sering banget ketawa ketiwi nggak jelas. Mungkin itu gaya pacaran orang tahun 20-an.


Konflik terjadi ketika Hamid mengikuti lomba debat dan Zainab ingin menontonnya. Karena sudah sangat terlambat, Zainab ngebut naik sepeda dan mengambil jalan pintas melalui jembatan. Ternyata jembatan nya belum jadi dan .... [ini adegan lucu banget] Zainab dan sepedanya kecebur sungai. Zainab tidak bisa berenang dan tidak ada yang menolong [orang - orang malah pada nonton]. Akhirnya Hamid menolong Zainab dan memberi nafas buatan.

Ternyata adegan memberi nafas buatan ini membuat Hamid diusir oleh penduduk desa. Masalah yang simple tapi nyata yang terjadi pada masyarakat islam tahun 20-an. Masih make sense lah yah.

Scene selanjutnya menceritakan perjuangan Hamid menjalani hukuman nya dan penderitaan Zainab yang dijodohkan dengan orang lain. Sebelum mencapai antiklimaks nya, film ini [menurut gue] punya missing link yang cukup gede. Karena setelah beberapa tahun tidak bertemu, ternyata Hamid sudah ada di Mekkah untuk naik haji dalam keadaan sakit. Tidak diceritakan bagaimana si Hamid tiba - tiba bisa ada di sana dan sedang sakit apa.

Ending film ini ternyata setipe dengan Romeo and Juliet. Tapi ini versi muslim. Adegan terakhir Hamid di Mekkah sangat menyentuh dan acting Junot lumayan total [ga bosen ya gue ngomong gini]. Mungkin yah ... ending film ini terinspirasi dari salah satu ayat yang bilang bahwa dua orang manusia yang saling mencintai, jika mereka saleh maka mereka akan dipertemukan kembali di surga.

Menurut gue, film ini lumayan bagus dan recommended. Tapi untuk yang nggak suka drama dan skeptic sama film Indonesia, ya ... akan boring.