Monday, January 25, 2010

Addiction

How could i end this addiction ? if i can't get it out of my head. everyday in my life my mind is always full of this thoughts. Lonelyness and depletion of attention always trigger this feeling. I always chasing something to release this feeling. Somehow i always connected to this world. Actually i just need a friend. I have a lot of friends, some of them are my best friends. But i don't think that they are my closest friend. i need someone to rely on. i need someone who always there for me. i need someone to take care of me. someone whom i can talk everything with. not supposed to special friend such as girlfriend or boy friend. i don't mind with that idea. but they should be comfortable for me. we have to bind each other

Sunday, January 24, 2010

Conclusion of the confusion

Akhirnya seleksi ALSA berakhir hari ini setelah 3 rounds debate. Well, kalimat itu menandakan gw sudah mengikuti seleksi ALSA barusan. Yup, that's true. Di detik - detik terakhir ternyata semangat gw tidak mati yang menyebabkan gw untuk tetap datang ke seleksi. Dan good news, gw punya tim sekarang, gw satu tim bareng yossy dan calvin tadi. Pokoknya gw bertekad di seleksi ALSA ini gw nggak boleh ancur - ancuran.

Round pertama, THBT in accomodating religious rights government should extend on legitimizing sharia court. Gw jadi first speaker. Well, the debate wasn't really good mungkin karena belum panas aja karena ini round pertama. Round ke 2, THBT deploying troops to Afghanistan is no longer at US best interest. Honestly, the debate wasn't better than the 1st round. Jujur gw ga bisa nangkep apa yang government tim mau selama debate, akhirnya gw nggak clash sama mereka. Round ketiga, gw melawan tim HEngky - Je - Rosmi. Jujur aja tim ini yang gw anggap cukup berpotensi sebagai saingan dengan kombinasi si pendatang baru yang sedang naik daun - rosmi - , Akreditasi B adju IVED 2010 -hengky- , dan Breaking Adju WUPID - je -. Pokoknya performance gw kali ini nggak boleh malu-maluin. Gw pun menempatkan diri di second speaker. Motion nya adalah THW Hold parents criminally responsible for crimes committed by minor children.

Gw merubah teknik taking note gw sekarang. Biasanya gw hanya mencatat beberapa keyword dari setiap argument. Kali ini gw mencatat seluruh kalimat lengkap dari setiap argument untuk membantu gw elaborasi di depan seperti yang dilakukan rosmi. Thanks GOD, it worked !
Setelah debate selesai adju memberi komentar bahwa debate kita adalah above average debate. Walaupun gw ga jadi best speaker pada saat itu karena gw tau saingan gw cukup sulit yaitu diva - diva debate binus -yossy dan rosmi- tapi at least i've done my best dan verbal adjudication pun sangat positif.

Dari semua cerita itu gw sadar kalo gw ga akan pernah bisa berhenti debate. Somehow debate give me pressure, tapi mungkin gw masochist yang menikmati semua penderitaan itu karena setiap kali gw selesai musim kompetisi maka gw akan depresi karena nggak ada kerjaan dan cuma tidur - tiduran di kost an lalu berangkat kuliah. Wasting time dengan sangat tidak efektif dan sangat berpotensi untuk menumbuhkan pikiran - pikiran negatif di kepala gw. Dengan mengikuti serangkaian kompetisi ini, paling nggak gw bisa menghindari diri dari waktu gw yang kosong yang sangat berpotensi negatif itu, bisa mengalihkan perhatian gw ke yang lebih positif. Selain itu, dibalik semua kompetisi dan persiapan ini gw menyadari adanya sebuah kebersamaan bersama teman - teman gw yang unik ini. Dan gw nggak mau kehilangan kesempatan itu begitu saja. So, based on that two reasons, i believe that i should not stop debating immediately, i rest my case !

Friday, January 22, 2010

A logic teaches illogically

Semester tiga ini sangat tidak terasa nuansa kuliahnya. Dari mulai awal semester dispen kuliah untuk lomba sudah mulai memenuhi absen. Satu bulan terakhir ini sepertinya banyak sekali absen kuliah sampai - sampai terjadi roaming ketika teman - teman diskusi soal pelajaran. Tapi no worry saya adalah orang yang percaya akan kekuatan belajar sehari sebelum ujian. Idealisme bisa dikompromi asalkan nilai dan IP tetap bagus.

Minggu ini adalah hari terakhir kuliah kalkulus. Hari pembebasan, karena semester depan sudah tidak ada pelajaran matematika lagi [thanks God]. Di kuliah ini saya berharap menemukan sedikit semangat dalam mengikuti kuliah kalkulus, tidak seperti biasanya yang hanya datang ke kelas, bengong, dan pulang kembali ke kost an. Kelas dimulai jam 10, sang dosen mulai memenuhi papan tulis dengan kode - kode berisi huruf x , y, piramida dan lain - lain. Saya mencoba menguatkan memory saya ketika menonton film da vinci code, mungkin itu sebuah kode rahasia, tapi saya gagal memecahkan sandi nya. Saya membuka memory lain ketika menonton national treasure untuk membangkitkan kemampuan arkeolog saya, mungkin itu adalah tulisan - tulisan yang dibuat masyarakat primitif zaman purba. Ok, masih tidak bisa. Tulisan dan sandi nya terlalu ... primitif.

Well, tulisan - tulisan primitif, sandi - sandi tidak terpecahkan yang membuat saya tidak tertarik mengikuti kuliah kalkulus. Mungkin saya harus menghubungi sang Arkeolog - si dosen kalkulus - . Akhirnya dia bisa menjelaskan bahwa semua itu adalah integral, derivative, laplace, transformasi laplace dan kawan - kawan. Ok, mulai ada titik terang, tapi saya masih penasaran bagaimana integral, derivative dan lainnya itu bisa membawa saya menemukan harta karun ? itulah yang saya pertanyakan selama di kelas kalkulus, apakah gunanya integral dan derivative di kehidupan sehari - hari ? bagaimana integral berkontribusi dalam penghitungan gaji karyawan atau pembuatan web dan bagaimana derivative berkontribusi terhadap pemetaan jaringan komputer ? Katanya mata kuliah ini ditujukan untuk melatih logika berpikir mahasiswa, tapi kenapa semua ini nampak tidak logis ? Bukannya menjelaskan semua permasalahan itu. Nampaknya sang dosen mulai kerasukkan arwah leluhur yang mencoba menyampaikan pesan pada generasi muda saat ini dengan menuliskan pesan - pesan berbentuk symbol - symbol integral aneh tersebut di papan tulis terus - menerus. Soal demi soal dia kerjakan, tanpa memberi penjelasan kemudian memberikan soal lain untuk dikerjakan.

Aku melihat ke sekeliling kelas, anak - anak lain sepertinya mulau terhipnotis dan mulai ikut menyalin symbol - symbol itu ke atas kertas, beberapa bahkan ikut membantu sang dosen menuliskannya di whiteboard. Aku hanya bisa menatapi jam di layar monitor, menghitung setiap detik menuju kebebasan terlepas dari pelajaran kalkulus,

kalkulus, we are better separated.

Inconsistent

Beberapa hari yang lalu gw masih berpikir bahwa IVED akan jadi kompetisi terakhir gw, dan keputusan itu gw gembor - gemborkan ke semua orang dengan mantap. Siap untuk menghadapi liburan dari musim kompetisi setelah marathon menjalani tiga kompetisi terakhir. Kabar mengenai seleksi tentang ALSA UI sudah terdengar sejak sebelum gw pergi ke Bandung. Dan dengan mantap gw sudah bilang "tidak" untuk ikut seleksi itu. kali ini mencoba untuk sedikit bersikap konsisten atas statement yang sudah diucapkan, beberapa kali gw mendapat tawaran untuk membentuk tim seleksi tapi gw tolak mentah - mentah dengan alasan akan vakum dari debat untuk sementara.

Malam kemarin, Je masih belum menyerah untuk menyeret gw ke dalam seleksi. Walaupun gw udah bilang untuk vakum sementara dia tetap cari alasan supaya gw ikut seleksi besok. Kadang sedikit paksaan seperti itu agak menggoyahkan iman. Pada saat yang bersamaan gw chat juga dengan Winardi. Bertolak belakang dengan gw, dia sangat semangat untuk ikut seleksi dan memberi saran pada gw kalau sangat disayangkan kalau gw sampe ga ikut seleksi itu. Well, omongan - omongan seperti itu sangat menggoyah konsistensi gw dalam mengambil keputusan. Seperti ada panggilan jiwa untuk mengikuti seleksi itu ketika orang - orang lain juga semangat mengikuti seleksi yang sama.

Tanpa banyak pertimbangan gw mulai mencari teammate untuk seleksi. Beberapa tim sudah terbentuk, gw menghubungi Yossy yang katanya belum punya tim. Beberapa menit tidak ada balasan dari Yossy, gw hubungi Sabar yang sebelumnya menawarkan gw untuk jadi teammate nya dia tapi gw tolak. Beberapa menit tidak ada jawaban juga. Akhirnya pada saat yang bersamaan mereka me-reply pesan gw dengan jawaban yang sama. Mereka sudah jadi satu tim dengan Calvin. Dammit !
Sepertinya semua orang sudah punya tim, tapi itu tidak menurunkan desire gw untuk ikut seleksi. Gw bisa datang secara individu.

Aneh, beberapa hari yang lalu ketika orang - orang menawarkan gw untuk satu tim gw menolak dan ga mau ikut seleksi. Sekarang bahkan ketika gw ga punya tim malah semangat untuk ikut seleksi. Rasa nya gw ga mau kalah sama orang - orang lain. Apakah ini karena gw high-achiever ? Atau karena gw takut akan ter left-out oleh yang lain ?

Thursday, January 21, 2010

The IVED 2010 Journal

Beberapa latihan larut malam, beberapa lembar essay yang dikerjakan sampai dini hari, dan perebutan posisi speaker di dalam tim selama karantina akhirnya berakhir dalam 6 pertandingan mengenai sexual transmitted disease, hate crimes, late-term abortionist, ecao-friendly products, sekolah homosexual (harvey milks), dan kejahatan perang di Gaza. Tiga round pertama di hari pertama pertandingan kami tidak mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, kalah di dua round pertama. Sedangkan tim A mendapatkan kemenangan berturut – turut. Kesempatan bertanding dengan bottom-team pada round 3 kami manfaatkan dengan sebaik mungkin dan menghasilkan kemenangan dengan level debate average. Total victory point menjadi 1 pada hari pertama sedangkan tim A mendapatkan 3 victory point di hari pertama.

Semua kritikkan dan saran yang kami dapat pada hari pertama kami gunakan untuk memperbaiki performance di tiga round berikutnya. Play hard, deskripsikan sesuatu dari hal yang terkecil, analisis masalah dan solusi yang akhirnya menghasilkan sebuah kemenangan di round 4. adjudicator bilang ”that was a very good debate, and this is above average debate” AWESOME ! my first above average debate ever ! ketika meminta personal asessment kepada adjudicator aku mengintip kertas catatan nya dan melihat sepaker score ku 76 – 77. YAY ! victory point kami bertambah satu dan diikuti dengan satu kemenangan berikutnya di round 5.

Akhirnya babak pra-eliminasi hampir berakhir. Sampailah kami di round 6 dengan motion debat yang cukup berat yang pernah diharapkan keluar pada babak pra-eliminasi, ”international transborder affair”. Setelah menentukan prioritas motion ternyata motion yang terpilih adalah ”This House Support ICC prosecution on Gaza war crimes based on goldstone comission report”. Case building dimulai dengan membuka semua artikel dan fakta – fakta karena motion ini sangat menuntut banyak penjelasan yang detail. Dan ini pertama kalinya aku sebagai first speaker mempunyai banyak sekali point untuk dijelaskan dan kekurangan waktu. Walaupun penjelasannya tidak sesempurna yang diharapkan tapi semua point berhasil dibawa. Sayangnya atau mungkin untungnya, lawan kami sama sekali tidak menangkap kasus kami dan ngotot membawa kasus mereka sendiri yang membuat debate ini menjadi tidak clash. Kami pun memperkirakan akan menang dengan score yang rendah, yang artinya memperkecil kesempatan untuk break ke octo final mengingat banyak nya tim yang mempunyai victory point 4. Itu membuat salah satu dari kami gelisah dan tidak bisa mengontrol emosi. Keluhan, cemoohan dan cacian dilontarkan kepada tim lawan yang tidak pernah mendengarkan kasus kami bahkan tidak mencatat.

Setelah selesai round 6 kami digiring ke Aula Timur ITB untuk mengikuti acara breaking night party. Sebuah party yang tidak terlihat seperti party dan lebih terlihat seperti resepsi pernikahan ala sumatera utara. Di kedua sisi aula terdapat stand – stand makanan dan orang – orang yang mengantri panjang untuk mengambil makanan di stand tersebut. Antrian yang sangat panjang itu diiringi oleh nyanyian adat sumatera utara yang menambah kental suasana hajatan di dalam acara yang disebut ‘party’. Ya mungkin hajatan bisa diterjemahkan sebagai party di dalam bahasa inggris, tapi party yang aku bayangkan bukan seperti ini. Beberapa menit kemudian nyanyian adat itu digantikan oleh iringan musik jazz yang juga belum cukup menghibur. Suasana semakin membosankan ketika seseorang yang mengaku magician membawakan game yang tidak jelas apa maksudnya dan mengajak seorang perempuan kontingen yogya untuk jadi kelinci percobaannya di depan. Tidak ada yang memperhatikan,

Acara hajatan tiba – tiba disulap menjadi dance floor bersamaan dengan kedatangan seorang DJ. Lampu ruangan dimatikan hanya lighting berwarna biru dan merah yang masih menyala mengikuti beat musik. Orang – orang mulai turun ke dance floor, beberapa dari mereka memang terlihat keren karena bisa engaged dengan musik dan suasana. Tapi tidak sedikit juga dari mereka yang terlihat memaksakan diri untuk ikut dance. Sampai pukul setengah sepuluh malam ketidak jelasan itu berakhir, tibalah the moment of truth. Breaking announcement.

Pengumuman diawali dengan pengumuman the breaking adjudicators. Tidak ada satu pun
Adju dari BINUS yang masuk. Pengumuman selanjutnya, saat yang menegangkan bagi hampir semua peserta. Dimulai dari The first breaking team …
BINUS A !!!
Ternyata tim BINUS A menang clean sweep, 6 victory point dari 6 rounds. Mereka lalu berpelukkan penuh haru. Aku Cuma memberi ucapan selamat, karena masih menunggu pengumuman berikutnya apakah tim ku BINUS B termasuk breaking teams. Pengumuman dilanjutkan, the second breaking team … the third breaking team … masih didapatkan oleh tim dengan 5 victory point sedangkan kami Cuma mempunyai 4 atau 3 victory point. Ketika sampai di urutan ke 10, mulai diisi oleh tim – tim dengan 4 victory point. Masih ada harapan untuk kami.
The 15th breaking team is …
Bukan BINUS B

The 16th breaking team is …
Bukan BINUS B juga

Tinggal satu lagi tim yang belum disebutkan. Karena salah satu breaking tim adalah tim World School Debating Championship yang sedang latihan di kompetisi ini, maka posisinya digantikan oleh tim ke 17. Suasana makin hening dan tegang.
The 17th breaking team is …
TERNYATA MEMANG BUKAN BINUS B.

Tim kami, BINUS B tidak break. Acara breaking announcement menjadi benar – benar heartbreaking announcement. Perasaanku campur aduk, lagi – lagi gagal untuk masuk ke main rounds. Butir – butir air mata mulai memenuhi kantung mata, untung saja masih bisa kutahan. Itu semua karena efek psikologis antara sedih dan bahagia pada saat bersamaan. Sedih karena gagal untuk kesekian kalinya. Dan bahagia atas kemenangan teman –temanku. Sebelum butir – butir air mata itu benar – benar menjadi air mata. Aku segera membalikkan badan dan memberi selamat kepada Yossy dan Rosmi, juga Bryan. I told them how i proud of them. Really, i mean it. Aku bukanlah orang yang bisa menerima kemenangan orang lain di atas kekalahanku. Terutama bila kemenangan itu terjadi kepada temanku ketika aku kalah. Biasanya semua itu berakhir dengan dendam terhadap diri sendiri. Tapi kali ini tidak. Aku bisa menerima semuanya. Karena mereka memang pantas mendapatkan kemenangan ini. Dan aku benar – benar bahagia dan bangga atas kemenangan mereka. Bryan, finally he got his winnings back. Rosmi dan Yossy adalah dua orang yang sangat membuat aku bangga dan terinspirasi. Mereka adalah dua orang yang mengalami gradasi yang sangat pesat melalui usaha mereka. Rosmi yang selalu datang latihan dan sangat rajin research, yang ketika aku tanya alasannya adalah karena dia tidak mau melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa dicegah melalui latihan dan research. Yossy seorang high-achiever yang tidak mau berada di second-layer-society yang sangat berusaha keras mengendalikan dirinya sampai akhirnya dia dapat memanage potensi dalam dirinya, dan juga selalu belajar keras sama seperti Rosmi. Orang – orang tersebut mendapatkan hasil memuaskan dari usaha mereka yang maksimal. Tidak ada alasan untuk menyangkal keberhasilan mereka.

Sementara usaha yang aku lakukan adalah usaha yang biasa – biasa saja. Usaha yang tidak maksimal. Yang membuat hasil yang aku dapatkan sama dengan orang – orang biasa saja. Satu pelajaran yang aku dapatkan dari semua ini. Hasil yang aku dapatkan akan seimbang dengan usaha yang aku lakukan.