Tuesday, June 28, 2011

white board

 



Yes, that is my whiteboard that helps me studying or self motivating. I bought the board at the book exhibition which was held in Landmark Braga , Bandung on February 14th 2011. The day that i would never forget. A short course that  gave me a lot of lessons about making a right decision. About choices and its consequences. A course which taught me how to survive from the storm. How to fight my tough enemy, myself.  A course which lead me to the roadway to happiness.

So my white board said that i should not give up and be patient because i deserve to be happy and happiness is a choice. :)

Sunday, June 26, 2011

Self Branding

Self branding atau pencitraan diri menjadi topik yang cukup menarik perhatian gw belakangan ini. Ternyata bukan hanya produk saja yang butuh branding, tapi kita manusia juga membutuhkan nya. Menarik buat gw karena melihat fenomena yang terjadi belakangan ini bagaimana seseorang mempunya self branding yang sangat kuat sehingga ketika masyarakat mendengar namanya maka yang mereka ingat adalah brand orang tersebut. Terlepas dari sesuai atau tidak pencitraan dirinya dengan identitas diri yang sebenarnya. Well however, it works.

Sudah lebih dari sekitar 8 tahunan gw tergabung dalam social network websites. Menurut gw social networks ini juga erat kaitan nya dengan self branding. Social networks merupakan cerminan diri kita di dunia maya [jika kita benar - benar menjadi diri kita sendiri dengan identitas yang sebenarnya]. Dan yang paling kentara adalah hampir semua social networks menyediakan fitur utama berupa posting status. Sebut saja Facebook, Twitter, Foursquare, etc. Kenapa ini menurut gw kaitan nya erat dengan self branding ? karena dalam dunia nyata mungkin tidak semua orang bisa melakukan public discourse atau berbicara pada publik setiap hari bahkan setiap saat mereka inginkan seperti yang terjadi pada seleb di infotainment. Tapi pada social media ini, kita bisa mem-post status kapanpun kita mau dan dibaca oleh ratusan atau bahkan mungkin ribuan pasang mata.

Kegiatan ini pun sangat addictive sampai - sampai ada orang yang mengupdate status nya setiap beberapa jam atau bahkan beberapa menit sekali. Tipe status yang mereka update pun bermacam - macam. Ada yang membicarakan tentang kegiatan sehari - hari mereka, ada yang melulu statusnya berbau melankolis, ada yang status nya selalu mencerca orang lain, ada juga orang yang memperlakukan status nya sebagai customer service [complain terus], ada yang memanfaatkan fasilitas ini untuk menyindir orang, dan tidak sedikit orang yang memanfaatkan nya untuk self branding.

Mungkin mereka tidak menyadari bahwa status - status mereka bisa menjadi brand mereka. Misalnya saja orang - orang yang secara continued mengupdate statusnya dengan lagu - lagu dengan lirik patah hati. Bisa disimpulkan mungkin dia sedang patah hati. Orang - orang yang selalu mengeluh di statusnya, mungkin orang lain bisa menganggap nya sebagai orang yang kurang motivasi atau tidak bersyukur. Orang - orang yang sering marah - marah dan mencerca orang lain di statusnya bisa dianggap bahwa orang tersebut emosional. Yang sangat heran adalah orang - orang yang in relationship dan mereka membicarakan masalah hubungan mereka di status atau menyindir pasangan nya di status, maka orang lain bisa menyimpulkan bahwa hubungan mereka sedang tidak baik - baik saja. Tapi ada juga orang yang bisa memanfaatkan fasilitas ini dengan baik dan membuat branding yang baik juga dengan membuat status - status yang positif, motivational mungkin, atau bernada bahagia. Yang jelas status mereka bernada positif dan enak dibaca.

Gw sendiri mungkin pernah menjadi semua nya. Ada satu masa dimana gw sangat kecanduan Facebook dan mengupdate status setiap beberapa menit sekali. Tipe statusnya pun macam - macam. Ada yang positif, dan banyak yang negatif. Dan ternyata memang benar bahwa status - status tersebut secara tidak langsung menciptakan label atau brand gw sendiri.

Tapi sekarang gw agak jarang mengupdate status di Facebook setiap hari nya. Lain dengan Titter yang memang karakternya lebih seperti chat sehingga kalau gw update satu jam sekali pun masih terhitung sangat wajar. Alasan nya gw mengurangi intensitas gw di status facebook adalah karena belakangan gw menyadari bahwa social media itu adalah cerminan diri kita di dunia maya bukan nya tempat [yang tepat] untuk melupkan emosi karena apa yang kita katakan akan dilihat banyak orang dan jika dilakukan secara continued akan membuat sebuah branding. Memang sih terdengar dangkal, menilai seseorang dari status mereka di social media. Tapi di dunia maya dimana yang bisa mereka lihat hanyalah tulisan - tulisan kita, mau tidak mau itu pun menjadi pertimbangan orang untuk menilai kita.

Oleh karena itu, gw lebih memilih untuk mengupdate status yang bersifat positif. Atau kalaupun tidak, gw mencoba membuat status sewajarnya, tidak mengandung nada negatif yang berlebihan. Bukan berarti sengaja membuat status positif demi tujuan pencitraan diri. Tapi gw percaya akan self talk. Dan menurut gw update status itu termasuk self talk. Tentunya gw ingin memberikan self talk yang positif bagi diri gw sendiri demi berkembangnya mental gw ke arah yang lebih positif.


"The character of a man is known from his conversations" , Menander.


Saturday, June 25, 2011

Alter ego

Satu sentuhan pada salah satu tombol keyboard di laptop ku membuat layar LCD nya redup dalam beberapa detik. Sudah hampir pukul 2 pagi. Tubuhku mulai protes kelelahan dengan memberikan sedikit rasa sakit di punggungku dan kelopak mata ku sudah menyerah untuk menahan beban berat yang ditimbulkan dari rasa kantuk ini. Sudah saatnya aku tidur. Tidak kubiarkan setitik pun cahaya menerangi kamar ku, ku matikan semua lampu. Aku pun menarik selimut tebal ku dan tidur terlentang dengan kedua tangan di samping badanku. Sambil menarik nafas dalam - dalam, aku mengucapkan doa agar dibangukan besok pagi sebelum jam tujuh. Tiga tarikkan nafas dan aku pun ... tertidur.

Sebenarnya terlentang bukanlah posisi tidur favoritku. Selain disarankan bahwa lebih baik untuk tidur miring ke arah kanan, aku juga lebih suka tidur miring sambil memeluk guling walaupun tidak harus miring ke kanan. Jadi biasanya akan ada di antara waktu tidurku aku terbangun sejenak dan merubah posisi tidur.

Aku menarik napas panjang ketika tanpa sengaja harus terbangun tapi mataku masih tertutup. Ku miringkan tubuhku ke sebelah kiri dan meraih guling disampingku untuk kupeluk. Hawa hangat bertiup di sekitar wajahku. Aku pun membuka mataku ketika ku sadari ternyata itu adalah sebuah hembusan nafas. Mataku terbuka lebar, penuh kesadaran tapi tubuhku terdiam ketika melihat seseorang berbaring persis di sebelah ku dengan arah tidur menghadapku sehingga kini kepalanya tepat di depanku dan jarak hidung kami hanya berjarak sejengkal saja. Yang masih membuatku terdiam tak bergerak adalah wajah orang itu yang sangat aku kenali. Wajah yang biasanya aku lihat di pantulan cermin saat aku bercermin. Wajahku.

"Siapa kamu ?" , tanyaku.
"Siapa kamu ?" , katanya mengikutiku dengan suara yang sama persis dengan suaraku.

Ini pasti mimpi. Aku melihat ke sekeliling kamar ku dan melihat posisi barang - barang yang ada. Untuk memastikan apa aku benar - benar mimpi. Semua barang - barang masih berada di posisi yang sama seperti sebelum aku tertidur tadi. Tapi aku sadar betul ini pasti mimpi.

"Siapa kamu ?", tanyaku lagi.
"kamu", jawabnya sambil tersenyum

Entah kenapa melihat dia yang sama persis dengan ku tersenyum pada diriku sendiri cukup mengerikan. Aku mencoba bangun dari mimpi ini dengan membaca doa yang disarankan untuk dibaca ketika kita bermimpi buruk. Tapi aku tidak ingat sama sekali doanya. Aku membaca doa yang lain, doa apapun, yang penting doa tapi suasana tidak berubah. Tidak ada perubahan.

"Ini pasti mimpi"

"bukan"

"Kamu tidak nyata"

"Aku ini kamu, kita satu.", matanya tidak berkedip menatapku

Situasi ini semakin tidak nyaman. Aku beranjak dari tempat tidur dan mencoba membuka pintu kamar. Terkunci dan kunci nya tidak tergantung di situ. Aku terus mencoba membukanya dengan paksa tapi tetap tidak bisa.

"Mau kemana ?" , tanya nya.

Aku tidak menjawabnya. Tidak ada gunanya berbicara dengan makhluk yang tidak nyata di dalam mimpi. Sosok itu pun mulai beranjak dari tempat tidurku dan berjalan ke arahku. Dalam beberapa langkah kaki, kini dia sudah berada tepat di belakang punggungku. Ku rasakan kedua tangannya memeluk pinggangku dari belakang dan ia berbisik.

"Jangan takut, kita satu."

Tangannya semakin erat memeluk tubuhku dan membuatku semakin lama semakin sesak untuk bernafas. Ku tarik tangannya tapi begitu kuat. Sangat susah untuk dilepaskan. Tidak ada cara lain. Aku mendorong tubuhnya dari depan dengan keras sehingga bagian tubuh belakangnya menabrak tembok dan tangannya terlepas dari tubuhku, sekarang dia terjatuh di lantai. Dengan cepat aku meraih lampu tidur yang berada di samping tempat tidurku dan memukulkan ke kepalanya hingga lampu itu pecah. Dia terjatuh lagi tetapi kali ini kakinya menjegal kaki ku dan aku pun terjatuh. Tangan nya yang kuat menarik kaki ku sehingga tubuhku bergeser ke dekatnya. Kemudian ia bangkit dan kini berada di atasku. Tangan nya dengan kuat mencekik leherku, lagi - lagi membuat nafasku tersedak.

Aku tidak kehilangan akal. Pecahan kaca dari lampu yang pecah tadi aku ambil dengan jari ku dan kemudian ku sayat punggungnya hingga berdarah. Dia melepaskan cekikan nya. Secepat mungkin aku bangun tapi ia lebih cepat bangun dan menghantam wajahku dengan pukulan nya. Aku mencoba membalas pukulannya tetapi ia menghindar sehingga pukulanku meleset mengenai cermin dan memecahkan nya. Pecahan nya berserakkan di lantai. Tanganku berdarah. Tanpa ku sadari dia mengambil pecahan kaca yang paling besar dan berusaha menusukkan nya ke perut ku.


Tusukkan nya membuatku reflek membuka mata ku. Ku temukan diriku terbaring di lantai dengan keringat bercucuran. Aku terbangun dari tidurku dan tadi memang benar mimpi tapi aku tidak berada di tempat tidur seperti saat aku mulai tertidur. Kamarku berantakkan. Pecahan - pecahan kaca berhamburan di lantai dan saat aku bertumpu pada tanganku untuk berdiri, tergurat rasa perih di punggung tanganku. Berdarah.

Life cycle

I ever thought why should i have a blog. Why should i write my personal story in a media where no one can read it. What's the point of writing if there's no one reads ?

Now i know the answer. It is said that experience is the best teacher, it is. Sometimes we consider it as a cheap punch line because it's found on the footer of Sinar Dunia book. But that is true. The function or let's say the benefit of the blog itself can be felt if you've been writing for years and you read again your old post.

For me - these recent years - life is like a cycle. It has the same pattern. When i have a spare time, i read my old post from one year ago on the same date like today. I am amazed by the post that i read is exactly telling the things that i'm facing now. It's like the cycle happen again. The negative side is it means that i fall to the same slope over again. The positive side is i can learn a lesson from the post that i've posted before. It's like someone writing some tips which really suits you. It's like reading a forecast that your ancestors wrote for you.

Sometimes i feel ridiculous every time i write my story here. But now i don't feel so. I've found that this is another way of self motivating.

Friday, June 24, 2011

Just another random post.

Ada 2 lagu yang belakangan ini lagi gw suka banget. Lagu lama sih sebenernya, tapi suka aja sama liriknya. Dua - dua nya ada kesamaan sih menurut gw, tentang pencarian jawaban. Lagu pertama dari Okta dan Eross. Cahaya Bulan.

perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
cahaya kota kelam mesra menyambut sang petang
di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
kenapa matahari terbit menghangatkan bumi

perlahan sangat pelan hingga terang kan menjelang
cahaya nyali besar mencuat runtuhkan bahaya
di sini ku berdiskusi dengan alam yg lirih
kenapa indah pelangi tak berujung sampai di bumi

cahaya bulan menusukku dengan ribuan pertanyaan
yg takkan pernah aku tau dimana jawaban itu
bagai letusan berapi bangunkan dari mimpi
sudah waktunya berdiri mencari jawaban kegelisahan hati

terangi dengan cinta di gelapku
ketakutan melumpukanku
terangi dengan cinta di sesatku
dimana jawaban itu


Akhirnya, jawaban itu ditemukan di lirik lagu ini. "Alhamdulillah" nya Too Phat dan puisi Dian Sastro.

"disaat waktu berhenti...kosong .
dimensi membutakan mata,memekakkan telinga
lalu diri menjadi hampa
saat paradigma dunia tak lagi digunakan untuk menerka.
sadarku akan hadirmu,mematahkan sendi - sendi yang biasanya tegak berdiri."

aku yang memandang di dalam lubuk hati,mencari-cari zat rahsia yang katanya tersembunyi

aku yang melihat alam meliputi wujud menyertai lalu ku pindahkan alam ke dalam mata hati

aku hakiki,aku mengerti segala yang terjadi di langit dan di bumi

gunanya tiada fantasi, pelik dan benar,qada' dan qadar kau berilah ku kekuatan

agar dapat ku hindarkan segala kesesatan

usah kau biar nafsuku terliur dari pandangan majazi ini,

aku yang hodoh lagi hina amat benar merindui

moga cahaya lailatul tak membutakan mataku,semoga segala puji tak ku meninggi diri

moga segala janji dapat juga ku penuhi,moga dapatku hadapi tikaman dari belakang

lidah setajam pisau, ku tidak akan risau dengan dugaan, cabaran sepanjang perjalanan

ku pasrah ku akur 7,8,6 Alhamdulillah Syukur...

"sujudku pun takkan memuaskan inginku
'tuk hanturkan sembah sedalam kalbu
adapun kusembahkan syukur padamu ya Allah
untuk nama,harta dan keluarga yang mencinta
dan perjalanan yang sejauh ini tertempa
alhamdulillah pilihan dan kesempatan
yang membuat hamba mengerti lebih baik makna diri
semua lebih berarti akan mudah dihayati
Alhamdulillah,Alhamdulillah,Alhamdulillah...."

Monday, June 20, 2011

Fanatic

ih , i'm fucking sick of those religion fanatics yah. Apalagi mereka yang memutar balikkan kata - kata dan backstabbing faham mereka sendiri.

Seriously if i need preach i will go to mosque. Obviously i don't need it on my facebook wall or my twitter homepage.

I'm not religion hater, yet, i'm a religion follower. But just please do it in a very possible good way.


Astaghfirullah.

Sunday, June 19, 2011

Never say you can't

World provides a lot of attractive things to drag us to a slope,
But God always has his ways to pull us back to Him.


Tuhan selalu punya cara untuk membawa kita kembali ke jalan Nya. Kadang kita yang tidak mau berusaha untuk membuka mata dan melihat tanda - tanda, atau mungkin kita melihat tapi justru malah mengabaikannya. Yang jelas, setiap kali kita berusaha, selalu ada godaan untuk melakukan sebaliknya, dan yang jelas itu tidak mudah untuk melawan nya.

Baru saja aku menemukan sebuah blog dengan isi dan tulisan yang cukup inspiring . Tentang seseorang yang sedang berusaha untuk meraih kembali pilihan yang benar - benar ia pilih. Ada beberapa kata - kata yang aku suka dari tulisan nya.

"jangan lelah untuk berusaha"

“Panggilan Hati” terkadang bukanlah benar-benar panggilan hati bila akhirnya melukai diri kita yang paling dalam. Dan bila kita terus membiarkan diri kita semakin terluka, maka tidak ada bedanya sebenarnya kita sedang MENYIKSA diri kita sendiri.

Membaca cerita nya membuat aku semakin yakin bahwa bukan cuma aku yang memiliki masalah di dunia ini, dan bukan cuma aku yang selalu berusaha dan gagal. Ini membuatku semakin yakin bahwa setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang sama, tinggal kita yang memilih mau dibawa kemana potensi yang kita miliki.

Itulah kenapa sebabnya aku sedikit skeptis dengan orang yang terlarut dengan masalahnya dan menganggap masalah yang dialaminya adalah masalah terbesar di dunia. Dia lupa jika dia mempunyai Tuhan yang mahakuasa, bahwa dia dianugerahi hati yang kuat. Dan dia menutup mata jika di luar sana juga ada orang yang mengalami masalah yang serupa atau bahkan jauh lebih berat tetapi mereka bisa bertahan.

Waktu kadang jadi tameng bagi orang - orang yang tidak mau melepaskan diri dari masa lalu dan masalahnya yang berlindung di bawah payung 'time heals'. Memang sih kita butuh waktu, tapi berapa lama waktu itu adalah kita yang menentukan. Jadi mempercayai 'time heals' tanpa dibarengi usaha sama saja bohong. Karena kita lah yang harus mengontrol keadaan bukan keadaan mengontrol kita.

Aku juga bukan manusia sempurna yang selalu kuat ditempa setiap masalah yang ada, atau selalu bisa memilih jalan yang benar dan ingat Tuhan. Post ini dibuat hanya untuk renungan bagi diri sendiri supaya lebih kuat dalam menempuh setiap usaha yang sedang dijalani.

Jangan pernah lelah berusaha :)


Sunday, June 12, 2011

Minggu pagi

Sekitar pukul 9 pagi aku membuka mata karena jam biologis ku mengatakan ini sudah saat nya aku bangun. Sudah tidak ada rasa kantuk yang tersisa, padahal aku masih ingin tertidur seharian di hari minggu ini. Tidak ada yang special di hari ini. Sama seperti hari minggu biasanya yang akan diisi dengan lagu - lagu dari mp3 playlist ku, beberapa tontonan kurang penting di TV, atau bahkan beberapa deadline tugas yang biasanya aku tunda sampai tengah malam.

Saat membuka inbox, aku melihat ada pesan baru belum terbaca.

from : ex
dra, aku baru baca. kamu udah in relationship ya ? selamat ya.  

Aku tersenyum sejenak setelah membacanya, lalu kemudian memutuskan untuk membalas pesan nya dengan balasan singkat.


to : ex
hehe, makasih. 

Ada sedikit perasaan lega. Karena perbincangan singkat ini menjadi tanda bahwa kita sudah bisa menjalani hidup masing - masing tanpa harus merusak jalinan silaturahmi yang sudah pernah dibuat. Dan apa yang tersisa di masa lalu biar menjadi pelajaran untuk kehidupan selanjutnya tanpa melupakan nilai - nilai positif yang pernah dipelajari agar tetap dipegang dalam menjalani kehidupan saat ini.

Aku membuka tab pesan baru di handphone ku dan mengetikkan sebuah pesan untuk seseorang yang lebih pantas mendapatkan pesan dari ku sekarang. Sebuah pesan singkat, selamat pagi. Yang mungkin pesan biasa yang tidak berarti apa - apa tapi jarang aku lakukan.


to : gf
pagiiii, udah bangun belum ?

Saturday, June 11, 2011

PUAS

PUAAAAAAAAAAAAAASSSSSSSSSS

yeah, akhirnya.

Gw menang.

Gw puas.

Mudah - mudahan nggak ada yang bersisa lagi.

Thursday, June 09, 2011

Liburan

Semua ini seperti sebuah liburan.
Liburan yang ditunggu - tunggu sepanjang tahun.
Liburan yang paling menyenangkan ke tempat yang sangat indah.

Tapi akhirnya liburan pun harus berakhir.
Kita harus pulang, dan kembali bekerja dengan rutinitas.

Lalu apa yang kita pikirkan ketika kita teringat atau orang bertanya mengenai liburan tersebut ?
Kita akan tetap mengingatnya sebagai liburan yang menyenangkan, ke tempat yang sangat indah.

Seandainya kita bisa mengaplikasikan pola pikir tersebut untuk semua aspek kehidupan. Melihat dan mensyukuri sisi positif yang sudah atau pernah didapat. Bukan mengutuk ketidak abadian dan menuntut keabadian.

Padahal ... liburan tersebut mungkin saja tidak akan berarti apa - apa jika setiap hari adalah hari libur.

Tuesday, June 07, 2011

Pelangi



Ternyata mereka bukan matahari ,
mereka cuma pelangi yang hadir dengan segala warnanya yang indah
tapi hanya sejenak.

Bagaimanapun semua hal akan berlalu.
Suatu hari kita pasti akan terbangun
dan tersenyum menyadari bahwa kita pernah melewatinya.

Sunday, June 05, 2011

A piece of thoughts

Tomorrow is June 6th. I will be leaving Bandung at 4 am because i have to get arrived in Jakarta before 9 AM.

For some people the date might be another day, like me. But for the others it might be an important date. Either in a good way or a bad way.

For those who see the date as a special date because it is a milestone of a happiness. I congratulate you. I pray that you will get a lot of betterment and improvement from a previous life. Being wiser in living the life, being more firm in making a decision and choosing the right one over the wrong one.

For those who see the date as a reminder of a bitter thing. I will say, that was only the angle of your life. It's not the whole view of your life. Now it might blow your mind every time you recall. But just see it from a positive side, it ever been one of your best days in your life. But just like any other thing, nothing lasts forever. Just like a bread which has expiry date, you can't eat the expired date. It's not good for your health. Just throw it all and buy a new one.

I might not be able to deliver the things above directly because of one and some reasons. But somehow, i never dump people who ever been in my days. Because somehow they also had a role in shedding a color in my days.

This post means nothing more than just a saying from a friend.
Just because we can't be friend, it doesn't mean we aren't.

Have a blessed life.