Sunday, October 31, 2010

Mainstream

I feel like a vampire who goes to a mainstream. No matter how he try to restrain, he can still feel the urge to feed on human every time they see human's blood.

I don't feed on human's blood though, it's just an analogy. What i mean is another thing which can cause the urge , but i do have the willingness to go to mainstream society.

But sometimes the thing is felt like a torture. It's tiring. It would be so easy to give up. But if i recall all of my effort for it, i don't wanna give it up.

I wanna be a person who can live with this torture. Coz if i can survive this, it is a gift. The other side of me just wanna be free. I know it will always be like this. The thing will disappear if i disappear.

i had a plan. i wanted to change who i was. Create a life as someone new. Someone without the past. Without the pain. Someone alive. But it's not that easy. The bad things stay with you. They follow you. You can't escape them as much as you want to. All you can do is ready for the good. So when it comes, you invite it in because you need it. I need it

If I never see your face again

Saturday is always a lonely day, but i never feel as lonely as now. I ain’t talking about a date. It is more about ’companion’.

Sudah setengah dua belas malam dan aku tidak mengantuk sama sekali. Lebih tepatnya tidak ingin tidur. Sepertinya pergi untuk minum kopi di cafe dekat kost an ku adalah ide yang bagus untuk saat ini.

Aku memilih tempat duduk di dekat kaca supaya aku bisa melihat ke jalanan sehingga aku tidak bosan duduk sendiri di situ berjam – jam. Saat ini ada lima orang tersisa di sini. Aku, tiga orang laki – laki yang duduk berkumpul, dan yang paling menarik perhatianku adalah seorang laki – laki yang duduk di arah jam 2 dari tempat aku duduk. Secara fisik dia menarik, kulitnya putih dengan wajah oriental dan potongan rambut pendek rapi, mungkin bisa dibilang tipe ku. Pasti pacar nya adalah wanita yang sangat cantik juga, bukan perempuan biasa sepertiku. Tapi saat ini dia sendirian, mungkin juga dia masih single.

Agar tidak terlihat aneh dan mati gaya aku mengeluarkan handphone dan pura – pura memainkan nya, padahal tidak ada sms yang masuk atau tidak sedang browsing maupun chatting. Hanya memainkan – mainkan keypad agar terlihat beraktifitas. Setelah tiga orang laki – laki yang lain pergi kini yang tersisa di tempat itu Cuma aku dan dia. Kini aku tidak perlu lagi berpura – pura bermain handphone karena sekarang bukan Cuma aku yang duduk dan berdiam diri di tempat ini sendirian. Sesekali aku memperhatikan dia yang duduk di sana, semakin dilihat semakin menarik. Aku pun berimajinasi jika dia beranjak dari tempat duduk nya dan menarik bangku di dekat ku lalu mengajak berkenalan.

Sudah sekitar dua jam aku berada di sini, dan dia masih belum beranjak pergi. Entah mengapa itu juga membuatku tidak ingin beranjak pergi. Aku merasa ditemani seseorang, padahal kita tidak mengenal satu sama lain. Apakah dia juga memperhatikan aku seperti aku memperhatikan dia ? atau dia menyadari sejak tadi aku memperhatikannya dan menganggap aku perempuan aneh.

Laki – laki itu lalu beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan cafe. Aku pun tidak punya alasan lagi untuk tinggal di sana dan akhirnya pulang tidak lama setelah dia pergi.

Besoknya aku kembali ke tempat itu pada jam yang sama. Berharap dia berada di sana dan duduk di tempat yang sama. Tapi tidak, dia tidak di sana. Mungkin kali ini dia datang terlambat, atau apakah dia datang lebih awal dan sudah pulang ? aku menunggu di situ dan dia tetap tidak datang.

Malam berikutnya aku datang lagi. Dan dia tidak datang lagi. Aku berpikir ini sangat bodoh. Untuk apa juga aku datang ke sini Cuma untuk melihat dia, mungkin dia Cuma orang yang tidak sengaja lewat lalu mampir ke cafe ini.

Tapi hari berikutnya aku masih tetap datang ke tempat itu, dan kali ini dia ada. Membuatku senyum – senyum sendiri karena senang dengan kehadiran nya. Padahal dia Cuma duduk di sana, tidak melihatku sedikit pun apalagi berbicara.

Sejak malam itu setiap aku datang, dia sudah berada di sana. Sampai suatu saat ketika aku berjalan pulang meninggalkan tempat itu, ada seseorang berteriak memanggil – manggil aku. Laki – laki itu. Dia mengantarkan handphoneku yang tertinggal di sana. Rupanya setelah ritual berpura – pura main handphone tadi aku tidak memasukkan nya ke saku tetapi menaruh nya di kursi. Aku berharap saat itu dia menyodorkan tangannya dan memperkenalkan diri. Tapi dia langsung berbalik dan kembali ke tempat itu setelah aku mengucapkan terima kasih.

Imajinasi itu akhirnya menjadi realita ketika pada suatu malam dia tidak hanya duduk di tempat nya biasa duduk, tapi ia menarik bangku ke meja ku dan duduk bersama ku. Mengajakku berkenalan. Namanya Pandu. Lebih dari yang ku pikir, dia tidak hanya menarik secara fisik, tetapi dia juga partner ngobrol yang sangat menyenangkan. Sepertinya sekarang aku resmi menjadi salah satu fans nya sekarang. Dia meminta account facebook ku lalu me-add ku menjadi teman nya dan langsung aku approve saat itu juga. Kami mengobrol sampai pagi, obrolan yang berawal dari topik tentang film itu berlangsung sangat lama tetapi tidak membosankan. Bahkan membuat ketagihan.

Sekarang aku tidak perlu lagi seperti orang bodoh datang ke cafe itu dan beraharap dia datang tetapi tidak datang. Kami biasanya mengirim message lewat facebook jika ingin pergi meminum kopi di cafe itu. Obrolan kami pun tidak sebatas di cafe itu saja, kami juga sering chatting di facebook dan membicarakan berbagai hal. Mulai dari soal film, tentang kehidupan sehari – hari , tentang masa lalu, dan banyak lagi. Pernah sekali dia bertanya apakah aku sudah punya pacar. Aku jawab belum, lalu dia bertanya lagi laki – laki seperti apa yang aku suka. Ingin aku jawab ”seperti kamu” , tapi sepertinya akan terdengar murahan jadi aku jawab saja sesuai ciri – ciri nya.

Kemudian aku balik bertanya apakah dia sudah punya pacar, dan dia jawab ”sudah”. Sungguh jawaban yang sangat tidak aku harapkan. Agak menyesal bertanya, tapi akan lebih buruk jika aku tidak mengetahuinya. Pacarnya berada di luar negeri. Dia sedang menyelesaikan kuliah di sana. Jadi ternyata dia selama ini pergi ke cafe itu mungkin bukan untuk mengobrol denganku tetapi untuk mencari pengalih perhatian dari serangan syndrome long distance relationship. Jadi selama ini dia online bukan untuk chatting denganku tetapi karena dia sedang chatting dengan pacarnya juga. Poor me.

Aku bertemu lagi dengan Pandu di cafe itu secara kebetulan, bukan karena kami janjian. Dan dia bilang dia datang ke situ untuk menunggu seseorang, pacarnya. Ternyata pacarnya sudah kembali ke Indonesia. Sambil menunggu kami berdua mengobrol seperti biasa, tetapi rasanya aku tidak se-excited biasanya. Lalu pacarnya pun datang. Pandu memperkenalkannya kepada ku. Dan ya sesuai yang aku bayangkan, dia memang cantik. Paling tidak lebih cantik dari aku. Dengan sadar diri aku meninggal kan mereka berdua dan duduk di tempat biasa aku duduk. Seperti saat malam pertama aku melihatnya, sekarang aku juga hanya bisa duduk sendiri di sini dan memperhatikan nya diam – diam.
Sejak malam itu kami jarang bertemu di cafe. Atau mungkin dia tidak pernah datang lagi ke cafe itu. Di online chatting pun kami tidak bertemu. Pasti dia sudah sibuk dengan pacarnya. Tetapi paling tidak aku sudah bisa mendapatkan lebih dari apa yang aku bayangkan. Tidak hanya duduk dan memperhatikan nya diam – diam dari tempatku, tetapi aku bisa mengobrol dan mengenalnya secara langsung. Menjalani hubungan yang aku kira bisa disebut teman, atau sekadar seorang kenalan. Yang jelas, sudah lebih dari apa yang aku bayangkan. So if i never see his face again, i don’t mind.



Saturday, October 30, 2010

Real

I've talked a lot with a lot of people about a lot of things. I spent nights for talking to people i barely know. Somehow i like to talk to them, although they are unreal. I hope there were real. But sometimes reality isn't as good as our imagination. It takes too much sacrifice. When they finally become real, i know they are not more than ordinary people. Not perfect.

Is that too high for wishing a companion to accompany when we don't know what to do ? i'm not talking about lover, i don't give a damn to love. I prefer to choose 'friend' term.

Does friendship needs declaration ? I guess yes. If i refer to Friend Function in Object Oriented Programming, Friend Function is a function which can access private attribute of one class. The function can be called as friend function if only the class declare it as a friend.

All the best things need sacrifice. But if after all of sacrifice there's no best parts left. So what is sacrifice for ?

Friday, October 29, 2010

Karedok weirdo

Entah kenapa bagi gw, menghabiskan waktu di kost an bersama orang - orang yang tidak diundang di kost an adalah kegiatan yang sangat membuang - buang waktu dan merusak privasi. Sore ini seseorang ,yang akhirnya gw sebut teman karena di kelas baru ini tidak ada orang yang lebih normal untuk diaja berteman, datang ke kost an untuk mengerjakan tugas kelompok. Teman gw itu akhirnya membawa satu orang teman lain yang kebetulan nya sekelompok juga. Kontribusi mereka dalam kerja kelompok hanyalah sebatas mengeluarkan jokes dan oborolan nan garing dan aneh, selain berkontribusi dalam menghabiskan sebagian cemilan gw. Karena pada akhirnya gw juga yang mengerjakan semua tugas kelompok. Sampai akhirnya gw berpikir, selama 3 jam tadi kedatangan mereka hanya membuang - buang gw, and now i really need time for myself.

Ketika mereka pulang sudah waktunya waktu makan malam. Gw lapar, tapi belum pengen makan karena merasa perut ini masih penuh. Sampai 5 jam kemudian, pukul 11 malam gw masih belum makan malam. Walaupun sebenernya perut ini lapar banget, tapi di sisi lain perut ini pun meronta [apa sih ?]. Mungkin ini efek karedok yang gw makan tadi siang.

Karedok, salad versi Sunda ini biasanya adalah makanan favorit gw. Berisi sayuran segar dan bumbu pedas yang memberi warna baru diantara ayam bakar dan ikan bakar padang. Dan dengan dalih pengehematan, gw memilih karedok dari pada nasi padang untuk makan siang. Dengan sangat mengesalkan, si ibu penjual berkata "sembilan ribu" saat menyerahkan sebungkus karedok. Sejak kapan sebungkus toge dengan sedikit ketimun dan kacang panjang harganya sama dengan ayam bakar + sayur nangka + daun singkong + sambel ijo ?  Mungkin bumbu karedok nya pake mayonaise, toge nya pake toge organik, kacang nya acan mete dan terong nya diimport langsung dari belanda. Mending kalo enak. Ini asem nggak jelas. Dan akhirnya sampe sekarang perut gw nggak beres.

Karedok dan 2 orang weirdo really made my day.

Thursday, October 28, 2010

Ikan sarden dan kornet

Minggu terakhir di setiap bulan adalah saat nya untuk mengencangkan ikat pinggang. Makanan instant adalah teman sejati pada masa - masa itu. Dengan harga setara satu porsi makanan premium bisa meng-cover tiga kali makan sehari dengan resiko memakan makanan yang sama pada pagi , siang , malam.

Akhirnya tadi pagi aku putuskan untuk memasak tiga porsi nasi , ikan sarden, kornet sapi -cadangan makanan yang tersisa selain mie instant- untuk menu makan hari ini. Semoga bisa berkontribusi untuk usaha pencegahan badai finansial di akhir bulan.

Makan pagi adalah yang paling nikmat ketika kita harus memakan makanan yang sama sampai malam hari nanti. Karena pada saat sarapan semuanya masih fresh baru saja masak dan masih hangat. Ketika semuanya matang, waktu sudah menunjukkan pukul 10 lebih, waktu dimana biasanya aku makan brunch. Makan pagi sekaligus makan siang dalam 1 waktu. Dan kuliah dimulai pukul 1, aku tidak makan siang sebelum berangkat kuliah. Sisa makanan yang masih banyak itu mungkin akan aku habiskan pada waktu makan malam.

Tapi sepulang kuliah, bayangan bakmie favorit terus melintas di pikiran. Tidak bisa tidak membelokkan langkah ke kantin kampus dan memesan semangkok bakmie + baso. Belum puas, Batagor + otak - otak + siomay nampak lezat sebagai makanan penutup. Akhirnya aku pulang dengan perut kekenyangan bahkan ingin muntah. Tidak ada sedikit pun nafsu makan untuk makan malam dan menghabiskan ikan sarden dan kornet sapi yang banyak tersisa.

Maaf ikan sarden ... kornet sapi

Tuesday, October 26, 2010

The photo session

So these are the photos which were taken before and during the photo session for Sumpah Pemuda ads on last monday. It's humiliating but, i don't give a damn haha.


The hairdresser said that my hair was uncool and it would be bad on camera. So she made my hair as straight as an arrow. how is it ?



The preparation is fun until i was told that the theme is patriotism, so i have to be looked like a man from 50's. Hell no. 




This one is even worse. The art director said that i had to be more jadul. So they make some revisions with my hair.

MAFIA.


And These are the whole crew. Jong Ambon, Jong Java, Jong batak, Jong legend, Jong bon jovi.


The ladies are very funny, especially the one who wore veil.


Finally, after waiting for around 3 hours. This is the photo set.

Damn ! gw kayak pegawai KUA / Kelurahan di situ.



Aren't that funny or riddiculous ? the advertisement will be published on Kompas , October 28th 2010.
hahaha LOL ...


Monday, October 25, 2010

Overslept

Wow, it's a once in a lifetime experience. I slept from 10 - 6 . I was so exhausted yesterday. To commemorating  Sumpah Pemuda day, CIMB Niaga will publish an advertisement on national newsletter. I was asked to be the model. I thought it would be fun until i knew that the theme is sumpah pemuda and we have to use patriotist suite in jadul look. It's totally jadul. Wanna see the photoshoot ? i'll post it later.

The photoshoot started at 9 am. We did a make up thingy and hair dressing until 12, gosh it's so long. The real photoshoot itself was started at 12.30 till 15.30 . I arrived at boarding house around 6 and i was really exhausted so i just lay on my bed until i fell asleep. And i've just awaken 30 minutes ago.

Friday, October 22, 2010

Discussion Forum

This semester lecturers frequently give us assignments via discussion forum. They usually make a new topic with the subject is the title of the assignment. I am so reluctant to check the discussion forum because it takes quite much time to load the site. So i usually check the discussion lately, and at that time the post has been replied by some people. I thought it might be about the assignment, about the question or something. Then i check the reply message, and it is so irritating when i read it because apparently the reply messages are the message like this :

"Ok..."

or

"Sip pak, segera dikerjakan."

or

"Terima kasih pak atas info nya."

or this one is even worse

"BRB ngerjain tugas."

Oh man, those are so irritating you know. Those junkies, can them at least  not to junk in a post about assignment because it just fills up the forum with that junks. They are so fake, i'd rather reply "What ? tugas lagi ? can i enjoy my weekend peacefully ?" than that kinda post. Do they think the lecturer will be very happy and reply their message with ...

"Oh, sama - sama. kalian memang anak yang rajin."

Or they wanna show the world that they're actually updated with the assignment and so called diligent student who always check the forum and do the assignment right after the time it's been  published. Disgusting.

[exaggerating]

Wednesday, October 20, 2010

It's all about the money

I hate to be in this condition. A deadlock condition which can't generate a solution for all parties.

Here is the thing. Several months ago i lend my money to my friend because he hasn't earned the salary from his employers. So i lend him my money in a quite big amount. I said that , anytime i need the money you should give it back to me. I'm not a man who can easily refuse someone who ask me a favor. If at that time i can help them so i'll help them. But the problem always comes later. It's been a month but he still hasn't earned the money. The next month the thing didn't change. There's no use for me to wait for the money.

Today, i think my laptop is dying. It suddenly shut down because of overheat. It happen more than once. I should bring my laptop to the service center in a very moment before more collateral damage happen. But hello, it's 20th of the month. I run out my money. All have been allocated for daily needs. It means i have to wait until the next month to get my laptop repaired. I don't even know whether my laptop can survive until next month or not.

It seems unfair.When people ask me a favor i always try my best to give all i can. But when i'm in need, seems  no one can pull me from this hole. I am not social worker.

I am so tired of these things. Managing my financial stuffs. Setting daily quota for food allocation. Cooking rice by myself. Wash the dishes. Trying to save every single money that i can set aside while people wasting their money. While people spending my whole living cost money only for paying their room.

I AM SO SICK AND TIRED !!!!!!!!!!!


Tuesday, October 19, 2010

Fascinated

Several days ago i picked some old songs to my playlist. Two of them are Malaikat Juga Tahu and Peluk by Dewi Lestari. I'm still thinking that those are a nice song with a deep lyrics. I remember that Dee also has a blog, some of the posts are interesting to read. And yes, it's really interesting. I read several posts from her blog and i think she has a good way in narrating her blog.

So i try to find another song from Recto Verso album. A compilation of 11 stories with 11 songs for it. I find this song.  A quotes and a song from Recto Verso , the book and the album.

Curhat buat sahabat 

"...Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam."

Sahabatku, usai tawa ini
Izinkan aku bercerita:

Telah jauh, ku mendaki
Sesak udara di atas puncak khayalan
Jangan sampai kau di sana

Telah jauh, ku terjatuh
Pedihnya luka di dasar jurang kecewa
Dan kini sampailah, aku disini...

Yang cuma ingin diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Yang sudi dekat, mendekap tanganku
Mencari teduhnya dalam mataku
Dan berbisik : "Pandang aku, kau tak sendiri,
oh dewiku..."
Dan demi Tuhan, hanya itulah yang
Itu saja kuinginkan

Sahabatku, bukan maksud hati membebani,
Tetapi...

Telah lama, kumenanti
Satu malam sunyi untuk kuakhiri
Dan usai tangis ini, aku kan berjanji...

Untuk diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : "Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku..."

Wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi

Bittersweet memories

When i went home several days ago, i saw two brown books on my cupboard. I really know those books. Those are my journal books which were written when i was junior - senior high school. I brought those books everywhere. I wrote it in a class, when people were busy to socialize each other, i sat on my chair and wrote anything on my mind into those books. In the night, when i feel so bad or happy i wrote on those books. Each book worths a year story.

The stories are about everything. Some are about how annoying my classmates are and the rest are about how weird i am. I also put my fave songs lyrics in those books. I write my own short story there and lend it to my friends. Some of my friends also participated in giving colors to these books. Sometimes they comments are just funny and exaggerated.

Laugh and cry. The story about my family's problem, how i really want to go out from my house at that time.The story of classmate crush, when i got a crush on my classmate but unfortunately she didn't feel the same way too and  chose my fucking senior. The story which lead me to my first love story and end up with a confession of a broken heart. Bittersweet memories. Too sweet too forget.

Classic story for the future.

Monday, October 18, 2010

Maintaining old friendships

There was a time when we're together in the night of July. Talking and laughing without knowing that tomorrow everything will never be the same again. We will be scattered. Taking different train to our own destinations on a different track. There will be no moment like this again. The vow was spoken that time and distance will never defeat us. And yes, it didn't defeat us. We're still the same. We still have a joke , a laugh, joy, and fun though the distance keep us aside.

1 month, 3 months, 6 months, 1 year everything still the same. 2 years later apparently our train have reached its destination. We go chasing our dreams. Meet a new people, get a new problem, live in a new environment. Everything is different. When we try to look back, we're just too far from our starting point. The new things seems really suited us up. So when we go back, we find ourselves strangers to each other. Maintaining the old friendship isn't as easy as renovate an old house.

People come and go. When you say hello it's about time before you to say goodbye.
Nothing lasts forever

Sunday, October 17, 2010

Dinner

Today i have eaten 3 times and some snacks. My stomach is fully loaded, i don't wanna eat anymore. But when i came home my mother made my favorite food, she fried me a fish and stuffs. Honestly, i couldn't eat more food, my stomach is overly full and if i force to eat i'll be throwing it. But my mother was really excited when she's asking me to have a dinner. My brother was going to work and he refused to have a dinner coz he didn't wanna eat.

I don't wanna disappoint my mother even in a very little thing. She has done her best to serve me with my favorite food while waiting for me to go home. And if i don't eat the food, it would be very cruel. So i took a plate and put the rice on it and having a dinner. Because i realize that there will be a time when i'll be missing mom-made food.

Saturday, October 16, 2010

missing

in every crowd, every rush, every tiring activity that happen on my day, i found myself alone.


i'm missing something that i don't know what it is.


sorry for complaining.
now let me sing ...

i'm more than a man, i'm more than a plane , more than cute faces inside the train

even heroes have a right to bleed.

it's not easy to be me

Wednesday, October 13, 2010

The Call



Hari ini adalah hari yang cukup berat bagi Jessica, dia baru saja dikeluarkan oleh atasannya di tempat dia bekerja setelah bekerja selama 1 tahun dengan gaji yang kecil dan atasan yang kurang bersahabat. Dia berselesih paham dengan bos nya hari ini dan pada klimaksnya adalah ia dipecat dari tempat itu. Walaupun harus kehilangan pekerjaan, tapi ini lebih baik bagi Jessica daripada harus bekerja dengan penuh tekanan tanpa reward yang sepadan.

Dengan langkah gontai Jessica berjalan kaki dari halte bus ke tempat tinggalnya. Biasanya setelah pulang dia akan melakukan beberapa kegiatan refreshment untuk mempersiapkan diri menghadapi pagi hari dan berhadapan kembali dengan pekerjaan yang menjenuhkan, tapi kali ini dia memiliki waktu luang yang sangat panjang. Ia tidak tahu apa yang akan dilakukannya besok. Sekarang ia jobless. Mungkin mulai besok ia harus mulai rajin membaca koran, browsing internet, atau menghubungi teman - temannya untuk mencari info lowongan pekerjaan.

Di jalan yang sedang ia lewati, Jessica melihat neon box warnet 24 jam. Kemudian ia berbelok dan memasuki warnet itu. Mungkin ia bisa bermain sebentar di situ sambil mencari info lowongan pekerjaan. Walaupun hari sudah malam toh besok dia tidak harus bangun pagi seperti biasanya. Ia pun mulai memasukkan kata kunci ke mesin pencarian. Setelah beberapa kali mencoba melakukan pencarian di situs job portal, belum ada juga pekerjaan yang menarik dan cocok dengan dirinya padahal dia sudah berada di warnet sekitar 1 jam an. Ia melihat icon program chat di sudut layar desktop dan kemudian meng-kliknya. Jessica menggunakan nickname i_am_not_hooker lalu connect ke server. Beberapa menit kemudian, ada seseorang masuk ke chat queue nya.

after_work_guy : hi, nice nick. why do u use dat nick ?

i_am_not_hooker : bcoz am not hooker. i'm just bored. But you know, most of people here are like hookers and makes me feel like hooker. they ask for ur pic, ur phone no, and arrange a date then make love. disgusting.

after_work_guy : lol, i know that. that's why i pick you bcoz u look different. so wat kinda chat do u expect ?

i_am_not_hooker : a decent one.

after_work_guy : what is the definition of decent chat in ur POV ?

i_am_not_hooker : why don't we skip this philosophical thingy and enjoy the chat ?

Mereka berdua lalu berkenalan. Ternyata after_work_guy bernama Robin, ia bekerja di legal division salah satu perusahaan swasta. Percakapan mereka cukup menyenangkan dan Robin agak berbeda dengan chatter lainnya yang biasa nya sangat strict to the point mencari teman kencan dan mengajak mereka bertemu untuk tujuan yang sudah dapat ditebak, make love. Sepertinya Robin seorang yang well-educated dan berkarakter. Jarang sekali bertemu orang seperti dia di chatroom seperti ini. Robin kemudian mengajak Jessica melakukan sebuah permainan. Dimana mereka berdua harus menyiapkan pertanyaan pilihan untuk yang lainnya, dan yang ditanya harus memilih salah satu pilihan tidak boleh keduanya atau tidak memilih.

after_work_guy : start with simple question, black or blue ?
i_am_not_hooker : blue. hmmm pop or rock ?
after_work_guy : absolutely rock, sauce or mayonaise ?
i_am_not_hooker : mayonaise. hmm to love or to be loved ?
after_work_guy : to love. bcoz to be loved by someone we don't love is irritating.

Mereka terus melanjutkan pertanyaan - pertanyaan itu. Tidak jelas tujuannya tetapi itu membuat mereka enjoy sampai - sampai lupa waktu padahal saat ini sudah lewat tengah malam dan hampir pagi.

after_work_guy : when u meet an interesting people on chat and want to know him closer. do u ask his number or waiting for him to ask ur number ?
i_am_not_hooker : hahaha ... wicked! waiting for him to ask my number :p
after_work_guy : so ..may i have ur number please :)

Lalu Jessica memberikan nomor teleponnya tetapi ia lupa meminta nomor telepon Robin. Mereka juga sempat bertukar foto. Wajah Robin cukup menarik bagi Jessica walaupun bukan termasuk wajah yang sangat tampan tapi menarik. Beberapa saat kemudian mereka saling berpamitan untuk offline. Sebelumnya Robin berjanji pada Jessica untuk meneleponnya nanti. Jessica pun bersiap untuk pulang, setelah mengirim email lamaran kerja ke perusahaan yang akhirnya ia dapat dari internet tersebut kemudian ia meninggalkan warnet itu dan pulang.

Jessica bukanlah orang yang mudah tertarik pada pria. Tetapi ketika dia bertemu pria yang bisa membuatnya terlibat di dalam percakapan yang sangat menarik, maka ia akan terobsesi pada orang itu. Menurutnya, orang yang bisa cocok dengannya dalam sebuah percakapan berarti mereka mempunyai pola pikir yang hampir sama dan cocok, jarang sekali ia menemukan orang yang cocok dengannya. Dan pria seperti itulah yang dia cari. Sepertinya Robin telah masuk kategori itu. Hal itu membuat Jessica overexcited ketika pulang ke rumah. Setelah mandi, dia tidak langsung tidur tetapi berusaha tetap terjaga siapa tahu Robin akan meneleponnya malam itu. Tetapi 2 jam berlalu handphonenya tidak berbunyi. Mungkin dia tidak akan menelepon malam ini, pikir Jessica. Lalu ia memutuskan untuk tidur saat itu dengan tangannya yang tetap memegang handphonenya supaya jika Robin menelepon ia akan langsung terbangun dan tidak ketiduran.

Sekitar jam 5 pagi Jessica terbangun karena handphone nya berbunyi. Ia cepat - cepat bangun dan meraih handphonenya. Ternyata itu bunyi alarm yang biasa ia set agar tidak terlambat bekerja, bukan panggilan dari Robin. Setelah mematikan alarm tersebut ia kembali tidur. Beberapa saat kemudian handphone nya berbunyi lagi dan dengan reflek dia mematikannya. Satu jam kemudian Jessica bangun dan langsung mengecek handphonenya. Ada 1 missedcall. Pasti dari Robin, pikirnya. Bodoh sekali kenapa tadi dia berpikir kalau itu bunyi alarm dan langsung mematikannya. Argh, aku harus meneleponnya balik, pikir Jessica. Beberapa kali ia mencoba menelepon balik tetapi tidak diangkat. Sampai siang hari Jessica mencoba menelepon balik tetap tidak diangkat, dan tidak ada lagi panggilan dari nomor itu.

Sudah 3 hari berlalu, belum ada kabar dari Robin. Entah kenapa Jessica seperti terobsesi padanya. Padahal dia belum pernah bertemu dengan Robin, mungkin saja waktu itu Robin tidak serius saat berjanji meneleponnya. Kenapa dia harus menanggapinya seserius ini seperti orang bodoh ? Sudahlah, mungkin saat itu Robin cuma bercanda. Tidak perlu dipikirkan.

Saat Jessica mulai tidak terlalu memikirkan Robin, sebuah nomor tidak dikenal menghubungi handphone nya. Dari Robin. Jessica sangat senang karena akhirnya yang ia tunggu datang juga. Pada kesempatan itu Robin mengajak Jessica untuk bertemu dan berkenalan lebih lanjut. Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah coffeeshop di kota. Tanpa ragu, Jessica mengiyakan ajakkan Robin. 

Jessica datang lebih dulu di tempat yang sudah dijanjikan. Dengan sangat tidak sabar ia menunggu kedatangan Robin. Tetapi Robin lama sekali belum muncul. Mungkin ia akan sedikit terlambat. Tapi satu jam berlalu, Robin masih belum datang. Lalu Jessica memutuskan untuk berjalan - jalan di luar. Ketika dia berjalan kaki di sekitar situ dia melihat kerumunan orang. Terlihat mobil polisi di  tempat itu. Dilihatnya seorang korban tabrak lari yang terkapar di jalanan. Sepertinya ia sudah tidak bernyawa. Darah mengucur dari tubuh seorang laki - laki yang menggunakan kaos dan jeans sobek - sobek itu. Polisi bilang, dari identitas nya diketahui laki - laki itu bekerja di salah satu minimart di dekat situ dan tertabrak ketika akan menyebrang.

Jessica mencoba menelepon Robin, sampai saat ini dia belum juga datang. Mungkin dari tempat ini Robin akan lebih mudah menemukannya. Saat dia mendial nomor Robin kemudian terdengar nada sambung, terdengar handphone korban tabrak lari yang tergeletak di sampingnya berbunyi. Ia mendekatinya dan melihat nya. Di layar handphone itu terlihat ada panggilan masuk dari nomor Jessica. Jessica lalu menutup teleponnya dan handphone si korban tabrak lari itu berhenti berdering. Lalu Jessica mendialnya kembali dan handphone itu kembali berdering. 

Ternyata itu handphone milik Robin. Dan sepertinya korban tabrak lari itu adalah Robin. Seorang pegawai di sebuah minimart ? dan wajahnya pun berbeda dengan foto yang diberikan Robin waktu itu. Ternyata dia berbohong. Jadi dia telah dibohongi oleh Robin, bodoh sekali bisa semudah itu percaya pada orang asing di dunia maya.  Ternyata dia sama saja dengan semua chatter lain. Pembohong. 

"Damn, big fat liar ! he deserved to die..."   

Saturday, October 09, 2010

Fang-tasia

It's like a vampire. Only reveal when the dark comes, and fade away when the dawn's coming.
what am i talking about ?

I'm wondering how does it feel dating a vampire. It's always about 6-5 . And you have to keep your eyes open until the dawn becase they have to rest at the day. But how about you, you gotta work at the day and you can't have a rest at night 'coz you have a date.

what am i talking about ?

Hell, i blacked out again

Wednesday, October 06, 2010

Fine

i was just about to do something interesting in this early morning. But suddenly the internet connection disconnected and didn't reconnect again. It totally ruined everything. Hell, that sucks. That's rude.

Oh yeah,  i know it's Your work, to make me sleep earlier. 
Fine, i know. okay, it's Ur plan to save me. Whatsoever.
Okay, Fine.

F-I-N-E


Tuesday, October 05, 2010

Restarted [episode 5]

Selama di taxi kami tidak banyak berbicara. Aku tenggelam dalam lamunanku dengan perasaan cemas dan gelisah membayangkan bahwa aku semakin dekat dengan jawaban dari semua teka - teki ini. Di sisi lain aku takut, bagaimana jika semua ini adalah hal terburuk yang tidak ingin aku tahu. Gail juga tidak banyak berbicara. Entah apa yang ada di dalam pikiran nya tetapi dia juga sibuk dengan pikiran nya sendiri.

"What do you want from me ?" , tanya laki - laki itu ketika aku sampai di tempat kami bertemu.

Kami bertemu di pinggir sebuah danau. Dia sudah datang terlebih dulu sedangkan aku dan Abigail baru saja datang. Orang itu berbicara tanpa melihat ke arahku, dia terus memandang ke arah danau. Dengan langkah ragu aku mendekatinya perlahan.

"Katakan, semua yang kamu tahu tentang aku." Jawabku.
"I know nothing."
"Really ? But the woman in the gallery, she knew me. she's you're wife, right ?"
"Yes."
"How come she recognized me ? Are we friend ? "
"Look , you better forget it all. Live your life, forget your past. You're the lucky guy who can forget your past. Why on earth you want to remember it again ? " kata laki - laki itu sambil berlalu pergi. Dia kelihatan kesal. Entah kenapa dia harus merasa kesal atas pertanyaanku. Sebegitu susah kah untuk membantuku ? atau dia mempunyai dendam padaku.

Aku menarik tangannya dan dia berhenti kemudian melihat ke arahku. Kami beradu pandangan. Aku kembali teringat adegan perkelahian antara aku dan dia. Ya dengan dia. Kali ini aku ingat dengan jelas orang lain yang ada dalam perkelahian itu adalah dia. Aku kembali melihat potongan film itu tetapi kali ini semuanya lebih jelas. Aku bisa melihat wajahnya, ia memukulku hingga terjatuh dan mengeluarkan darah dari wajahku.

Sebuah ID Card jatuh ketika aku menarik tangannya, rupanya aku menariknya cukup kuat. Aku mengambil nya dan melihatnya. Namanya adalah Julian dan dia bekerja di Neuroscience Study Center. Aku kira dia bekerja di perusahaan advertising atau semacamnya karena Abigail mengatakan bahwa ia adalah salah satu client nya.

"Who are you Julian ?" Aku bertanya padanya dan dia terdiam.
"Gail, siapa dia ?" Gail pun tidak menjawab ketika aku bertanya padanya.

Sepertinya apa yang dikatakan Gail tentang Julian tidak benar. Aku merasa bahwa Julian bukan client Gail seperti yang ia ceritakan. Mungkin mereka bukanlah partner bisnis. Lalu siapa dia sebenarnya ? Mengapa Gail harus berbohong, bukankah dia bilang ingin membantuku. Suasana menjadi sunyi, Gail dan Julian hanya bisa menunduk dan tidak menghiraukan pertanyaanku.

"Gail, i know you lie to me. He's not your client. He's working at Neuroscience Study Center. Did you become a model for this kinda place ? Please tell me the truth, who is he ? You said you want to help me. But why are you so silent ?" Aku menatap mata Gail, memegang pundaknya dan berbicara padanya dengan pelan. Gail bahkan tidak mau menatap mataku. Ia terus menunduk dan kadang membuang pandangan. Wajahnya memerah, dan matanya mulai berair.

"It's enough ! I quit ! I can't do this anymore." Kata Gail dengan air mata yang tak tertahankan. Aku tak mengerti apa yang dia katakan. Julian melihatnya dengan tatapan tajam seakan menyuruhnya diam.

"You're the one who started it, you're the one who should end it !" kata Gail sambil menunjuk Julian dengan penuh emosi.

"Can anyone please tell me what's going on here ?"

"Okay ... ok. I know this time will come. I know it won't work out. I know sooner or later i have to end it." Julian akhirnya membuka mulutnya.

Aku hanya diam menunggu kata - kata selanjutnya dan penjelasan atas semua ini. Julian menatapku dan wajahnya menjadi sayu. Kemudian dia melanjutkan kalimatnya.

"I know you ... i really know you ... We were a friend. I was the first person that you met when you came to this town. You were looking for a job and didn't have a place to stay. I offered you to stay in my flat. We shared a flat so it would be more cheaper. Since that time, we're getting closer. We became a best friend. Even more."

"What do you mean ?"

"I like men. I'm a pervert. I like you more than a friend. I got a crush on you."

"What ?" aku sedikit kaget mendengarnya.

Saat Julian mendekat, aku dengan jelas bisa mencium wangi parfumnya. Dan bisa aku pastikan parfum ini sama dengan yang aku beli beberapa hari lalu, yang tidak sengaja dipecahkan oleh Abigail. Lalu aku teringat suasana di The Hungry Diner. Saat aku bersama seseorang di sana. Bukanlah aku yang memakai parfum itu pada saat itu, tetapi Julian. Orang yang duduk didepanku pada saat itu adalah Julian.

Julian melanjutkan kata - katanya.

"You were a really straight guy. It's me the one who influenced you. I drag you to my world. I've made you believe. As time goes by , i could convert you to be a person like me. And we become a lover."

"You must be kidding me !" aku tidak percaya apa yang dikatakan Julian. Aku tidak mungkin seperti itu. Aku tidak mungkin menyukai dia. Semua ini pasti bohong. Tapi aku tidak bisa memungkiri aku memang melihat Julian di memory ku itu. Bahkan aku mengingat hal lain nya. Aku teringat saat kami masih tinggal di flatku yang lama dan bagaimana pertama kali kami bertemu. The Hungry Diner itu, bukan hanya sekali kami ke sana. Itu adalah tempat yang biasa kami kunjungi. Julian berada di sana. Tapi tidak mungkin aku seorang yang sepeti itu. Aku tidak tahu apa lagi yang akan ia katakan. Aku tidak kuat mendengarnya.

"You lie ! you lie ... i know you lie. The woman at the gallery, she's your wife ! i know that. And you've just said she's your wife. So, you're not that kinda people right ?" aku masih berharap bahwa semua yang dikatakannya bohong.

"Yes, she's my wife. Setelah setahun kita bersama. Aku menyadari bahwa hubungan kita ini tidak benar. It won't work out. This isn't right. We can't always be like this. I want to change. I want to have a normal life. I've tried to tell you about this but i can't. Then i met this girl, i felt in love with her. Her name is Carmen."

Sekarang aku mulai mengingat saat - saat itu. Saat Julian dengan mudah menganggap semuanya selesai dan dia pergi dengan Carmen. Satu - satu nya yang membuatku tidak bisa aku terima bukanlah karena Julian mencintai Carmen atau dia meninggalkan aku untuk berubah, tetapi atas semua kejahatan yang dia lakukan. Dia membuat aku menjadi orang seperti ini dan sekarang dengan mudah dia bilang harus berubah, dia pikir aku mau seperti ini ? it's all because of him.

"I've told you that i was getting married. But you're still the same, you insisted me to come back to you. You said you won't give it up. You said you cannot forget me, you will never forget me. You said you'll always remember me and will always waiting for me. But it is impossible for me , i'll never look back." kata Julian

"You will never look back, how about me ? and i will never be the same person like the man i used to be. Do you realize it's because of you i become like this ? Do you ever think i wanna be like this ? you're so selfish. Taking me for granted, and when you don't need me you dump me."

Julian tidak merespon perkataanku. Dia hanya terdiam sejenak, menarik napas dan melanjutkan penjelasannya.

"One day Carmen and I were getting married. And you're so angry to know that. You came to our wedding ceremony and ruined everything. You told Carmen that i was a gay and you're with me. She is angry, disappointed, and shocked of course. She canceled our wedding."

Hubungan aku dan Julian pasti akan memburuk setelah aku mengacaukan pernikahannya. Aku tidak peduli. Dengan melakukan itu paling tidak dia bisa merasakan bagaimana hidupnya hancur dan berantakkan, bahkan yang dia alami tidak sebanding dengan kekacauan yang sudah dia buat padaku. Salahku memang melibatkan Carmen di sini. Dia tidak bersalah dan seharusnya tidak perlu terlibat. Tapi aku tidak punya jalan lain.

Keesokkan harinya pada waktu malam Julian menghubungiku, dia bilang ingin berbicara. Kami bertemu di flatku. Ketika dia datang kami tidak mengontrol emosi. Dia sangat marah padaku. Tapi aku juga sangat marah padanya. Kami berdua hilang kendali.

"Waktu itu aku datang ke tempatmu untuk berbicara. Tidak ada perasaan bersalah sama sekali di dalam otakmu setelah mengacaukan rencana pernikahanku. Itu membuatku sangat kesal dan marah lalu kita terlibat dalam pertengkaran" kata Julian.

"Lalu kamu memukul aku dengan keras. Sangat keras sampai aku masih ingat rasanya saat ini. Kemudian aku terjatuh ke lantai dan darah mengucur dari hidungku. Aku balas memukulmu dan begitu seterusnya. Lalu apalagi ? itu hal terakhir yang aku ingat. Apa yang terjadi setelah itu." lanjutku.

Julian terdiam. Baru beberapa saat kemudian dia berkata dengan ragu - ragu.

"Waktu itu ... waktu terakhir kali aku memukulmu cukup keras. Kamu tidak sadarkan diri. .... Saat itu aku terpikir sesuatu. Satu - satunya cara agar kamu tidak mengganggu aku lagi adalah membuatmu melupakan aku. Tapi kamu bilang kamu tidak akan pernah lupa. Pada saat itu aku terpikir, satu - satunya solusi adalah dengan ... menghapus ingatanmu ... memorimu tentang aku. Dan semua yang berhubungan dengan aku."

"What ? "

"Aku tahu aku bisa melakukan itu. Aku bekerja di Neuroscience Study Center dan itu bisa mempermudah untuk melakukan ini. Jadi waktu itu aku membuat mu tidak sadar lebih lama. Dan melakukan semua itu." kata Julian yang cukup mengagetkanku.

"Jadi semua ini rencanamu ? jadi tidak pernah ada trauma ? tidak ada sama sekali ? kau yang mengatur semuanya. Buku jurnal itu sengaja kau tulis. "

"Iya."

"Gail , apa kau sudah tahu semua ini ?"

Gail tidak menjawab seolah sudah tidak mau peduli lagi. Ia tetap tidak mau melihatku dan terus memalingkan wajahnya dari kami. Aku tahu di wajahnya ada perasaan gelisah.

"Abigail ... dia tahu semuanya. Setelah kau kembali , aku yang menyuruhnya untuk mendekatimu agar aku bisa memantau perkembanganmu. Dan aku pikir jika akhirnya kau bisa menyukainya dan kembali mencintai wanita itu juga bisa membantumu untuk menjalani semuanya." kata Julian.

Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melayangkan pukulan ke wajahnya dengan keras. Orang yang dulu aku kenal begitu baik ternyata seorang bajingan, seorang yang jahat. Dia pikir dia siapa bisa membuat hidupku seperti ini. Dia bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun telah membuat aku jadi orang seperti ini.. Tapi bagaimana pun, semua itu dia buat dengan sempurna seperti sebuah epic drama.

"CONGRATULATION ! congratulation .... the award for the best liar goes to you. For making me believe that these all are my deed. How could you be so evil like this JULIAN ???" Aku berbicara tepat di depan wajahnya dan menatap matanya dengan tajam.

"I have no choice, this is the best for us."

This is the best for us. Us ? i believe he only considered his best when he did it all.

"Apparently you can't erase my memory successfully. I still remember what you did, everysingle thing you said to me. Every single pain that you caused. I won't forget.  You're the person who ruined my life. I'll always remember that. But don't worry, in the other side your method does really work in erasing all my feeling to you. Don't ever think that i still love you, that is the sickest thing i ever done in my life. Once is enough, even too much"

Aku tidak punya lagi alasan untuk berada di sana di depan Julian ataupun Abigail. Seburuk apapun yang mereka lakukan tidak penting untuk terus mengungkitnya. Tidak ada yang bisa aku lakukan, pembalasan pun tidak ada gunanya. Paling tidak aku mendapatkan kejelasan tentang apa yang terjadi padaku. Walaupun membuatku mengetahui masa lalu yang mengecewakan tentang diriku, aku tidak pernah menyesal telah menelusurinya.

"Julian, i wanna ask you something ..."

"what ?"

"are you sure there is nothing about me left in your heart  now ? "

"No at all." jawab Julian tanpa ragu.

"Fine." aku kemudian mengambil buku jurnal berwarna coklat yang ternyata ditulis oleh Julian. Aku membuka halaman yang masih kosong dan menulis.

JULIAN, IT'S  TIME TO FORGET EVERYTHING ABOUT AXEL. EVEN IF YOU STILL REMEMBER HIM. JUST REMEMBER THAT HE WAS A GOOD FRIEND. NOW GO BACK TO CARMEN AND SAY THAT EVERYTHING'S GONNA BE OKAY !!!


"When i met you , i didn't even know what love is. Then you told me what is that and make me believe that there's nothing wrong for us to be in love. But now ... after all you put me through, i wanna thank you for reminding me that our love is wrong. Your way is ruthless, but i have to admit that you did a right thing." kataku setelah menulis di buku itu dan melemparkannya pada Julian.

Julian tidak menjawab pernyataanku, hanya tertunduk. Dan aku beranjak melangkah meninggalkannya. Berbagai pikiran muncul diotakku. Mulai dari pertama aku bertemu dengan nya, terkejut saat mengetahui dia menyukaiku, hingga akhirnya dia berhasil membuatku menerimanya dan kemudian berakhir seperti ini. Semuanya tidak bisa cerna, aku tidak habis pikir. Semua itu tidak mudah tapi aku akan melupakannya karena aku harus. Bukan karena itu yang dia minta, tapi karena aku ingin menjadi seperti aku yang dulu.

"You BITCH !" kataku setengah teriak ketika lewat di depan Abigail. Aku berhenti sejenak.
"I am so sorry ..." kata Abigail dengan mata berkaca - kaca. Aku sudah tidak mempunyai simpati sama sekali terhadapnya.
"Take this ! i can't pay your service. But i hope i can pay with it. I bought it today. Thanks for accompanying me at that night. " aku melemparkan kalung - yang tadinnya untuk hadiah Abigail - yang aku beli di TimeSquare sepulang dari kantor femme magazine. Wajahnya memerah ketika aku melemparkan kalung itu. Lalu aku meninggalkan tempat itu dan tidak akan pernah melihat ke belakang.

This is a bittersweet ending. There's a time when we don't realize that what we do is wrong. Things are too beautiful to be called a sin. Things are too pleasant to make as guilty . It's a guilty pleasure. Sometimes things really hurt, but we don't realize it is the best for us. We don't know what we are doing. We don't know what the future holds. Sometimes we can't forget the past , though it really hurts. But we cannot live in a past. Since today, i decide to forgive and forget. Forgive myself for all committed mistakes, for all my stupidity. Forget everything which doesn't deserve to be remembered for my future's sake. I will be happy when i decide to be happy. All the pain that i get , i will consider it as my sacrifice to find eternal bliss. Forgive, forget, and don't regret.

Axel ,

16 August.


-----------------------------------------------------------------------------------------------------
so take a bow
coz you've taken everything else
you played a part and like a star you played it so well
take a bow
coz the scene is coming to an end
i gave you love, all you gave me was pretend
so take a bow.

the future's about to change
before you know it the curtain closes
take a look around
there's no one in the crowd
i'm throwing away the pain
and you should know that your performance made me stronger now














Restarted [episode 4]

Finally these 2 last episodes is wrapped. enjoy it.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------s

PRANG .... !!!!!

Suara benda kaca pecah membangunkan ku dari tidur yang lebih nyenyak dari biasanya. Tadi malam Gail memasak pasta dan beberapa masakkan lainnya yang cukup enak. Kami makan malam berdua di tempat ku dan mengobrol tentang banyak hal. Aku juga menceritakan padanya tentang masalah yang sedang aku alami bahwa aku kehilangan beberapa masa lalu ku dan sedang mencoba mengingatnya kembali. Dia bilang dia akan membantuku sebisanya. Bagian paling menarik dari percakapan kami tadi malam adalah the moment of truth bahwa kami saling tertarik satu sama lain. Kami pun terbawa suasana sehingga Abigail menciumku dan aku membalasnya. Apa yang selanjutnya terjadi sangatlah mudah ditebak, sesuatu yang sangat personal terjadi ketika dua orang dewasa yang saling tertarik berada di satu ruangan berdua saja dan terbawa suasana.

"Ups ! sorry , i didn't mean to wake you up" , Kata Abigail ketika dia menyadari aku terbangun karena suara yang dia timbulkan. Abigail sudah berpakaian rapi, sepertinya dia sudah mandi dan bersiap untuk pergi. 

"It's okay. Jam berapa ini ?"
"Jam 10 pagi. Dan aku harus pergi sekarang, gotta do some works."
"Ah, ya ya ... anyway suara apa tadi ?"
"sorry, tadi waktu aku membereskan meja aku menyenggol botol parfum itu dan jatuh." kata Abigail sambil  menunjukkan pecahan botol parfum yang aku beli beberapa hari yang lalu padahal aku baru memakainya sekali.
"I'm really sorry, i should've been more careful. That perfume must be meaningful to you."
"No , no problem. I'm done with this."
"Really ?"
"Yes."
"Ok, now it's time to go. Wake up, get dressed, and have a breakfast. I've made it for you." 

Abigail memakai blazer nya, merapikan rambutnya dengan jari - jarinya, mengambil tas dan menciumku sebelum dia pergi. Dia membuatkan omlette telur dengan daging cincang dan jus jeruk untuk sarapanku, semuanya sudah tersedia di meja. Setelah menghabiskan sarapannya aku langsung mandi. Semenjak itu, aku dan Gail semakin dekat. Kita lebih sering berkomunikasi dan jalan berdua, hampir saja aku lupa untuk mengerjakan portfolioku.

Portfolio ini akhirnya selesai setelah beberapa hari. Segera aku pergi ke kantor Femme magazine untuk menyerahkan portfolioku kepada Jerry. Setelah menunggu cukup lama ketika Jerry melihat - lihat hasil pekerjaan ku, akhirnya Jerry menerimaku untuk bekerja dengan nya dan aku bisa mulai bekerja minggu depan. Setelah selesai dengan Jerry aku menyempatkan diri berjalan ke TimeSquare untuk membeli sesuatu untuk Abigail, sebagai hadiah dan perayaan diterimanya aplikasiku oleh Jerry. 

Ketika melewati sebuah cafe di Antalia Street aku melihat Abigail berada di dalamnya. Dia sedang duduk bersama seorang laki - laki, ia mengenakan blazer abu - abu dengan cardigan dan kaos di dalamnya. Laki - laki itu pernah aku lihat sebelumnya, orang yang  menurutku suami dari seorang wanita yang menabrak dan menyapaku di gallery pada saat art exhibition beberapa waktu lalu. Sedang apa dia bersama Abigail ? apa mereka saling kenal ? Aku memperhatikan mereka dari kaca jendela. Beberapa saat kemudian, laki - laki itu memberikan uang kepada Gail. Mereka kemudian berjabat tangan lalu laki - laki itu beranjak pergi dan aku memasuki cafe untuk menemui Abigail. Di pintu masuk aku berpapasan dengan laki - laki itu, ketika aku melihat ke arahnya dia melihatku juga dan kelihatan kaget. Ketika pandangan kami beradu, aku merasakan sebuah pukulan menghujam wajahku. Potongan film bergerak tanpa suara mulai muncul di kepalaku. Kali ini hanya satu film, tetapi terlalu pendek dan begitu cepat sehingga aku masih belum bisa menangkapnya. Yang jelas di film itu ada 2 orang yang sedang berkelahi. Dan salah satunya adalah aku. Mungkinkah satu orang lagi adalah laki - laki barusan ? 

"Axel ?!!" , Gail kaget melihatku ada di situ begitu juga aku, ku kira dia masih di dalam.

Laki - laki itu berlalu dan naik ke mobilnya. Sebelum mobilnya berjalan jauh. aku memotret plat nomornya. Gail menanyakan kenapa aku berada di sini dan aku jelaskan bahwa aku baru saja menyerahkan portfolioku dan diterima kerja. Ketika aku berjalan tidak sengaja melihat dia di cafe ini. Saat aku tanya siapa laki - laki itu, Gail menjelaskan bahwa dia adalah salah satu client nya yang menggunakan nya sebagai model. Dan barusan dia memberikan payment untuk Gail.

"I think i know him. ", Kata ku pada Gail.
"Really ?"
"Kamu masih ingat kan seorang perempuan yang menabrakku di gallery ? kemudian laki - laki itu datang dan mengajaknya pergi."
"Iya."
"Dia pasti ada hubunganya dengan masa lalu ku." , dengan tergesa - gesa aku  memberhentikan taxi yang lewat dan menarik Gail ikut denganku masuk ke dalam taxi.

"Axel, what's wrong with you ?" , kata Gail agak sedikit bingung melihatku panik seperti ini.
"Kita harus ikuti dia."
"But where should we follow him ? mobilnya sudah menghilang."
"Kamu pasti punya nomor kontak dia kan ?"
"No ..." Gail menggelengkan kepala.
"How come a model doesn't have her client's number ? how could you guys communicate each other ?"
"Why are you so sure that he knows you ?"
"Because i got a vision, when i met him. And his wife recognized me at the gallery."
"You just overreacted." Kata Gail bersikeras tidak mau menghubungi orang itu.

Setelah memaksa Gail berulang kali, akhirnya ia mau menghubungi orang tadi atas permintaanku. Sepertinya orang itu marah - marah pada Gail dan Gail terlihat bingung juga panik saat berbicara di telepon. Aku tidak bisa fokus mendengarkan pembicaraan mereka karena begitu banyak hal berkelibatan di kepala ku. Mulai dari sosok wanita yang kutemui di gallery, parfum yang aku beli, The Hungry Diner, sampai laki - laki itu dan perkelahian. Semua itu berputar dan berputar semakin cepat dan berulang - ulang dikepalaku.

Aku mencoba menyusun semuanya satu per satu. Apa mungkin perempuan itu adalah orang yang bersamaku di Hungry Diner dan pernah terjadi sesuatu hingga laki - laki itu berkelahi denganku karena perempuan itu ? Aku semakin gelisah, dan keringat dingin membasahi tubuhku. Tiba - tiba aku teringat saat tadi berpapasan dengan orang itu. Aku mengingat wajahnya, aku merasa mengenal dia. Wajahnya seperti ... temanku. Tapi aku tidak tahu siapa namanya. Aku hanya ingat dia temanku.

Sunday, October 03, 2010

All nite long

Kemarin setelah sekian lama gw akhirnya hang out bersama teman - teman seperjuangan gw [halah]. Bisa dibilang ini hang out pertama di luar debate. Biasanya urusan kami hanya di seputar debate. Kami pergi ke karaoke. Excited sih, tapi semua excitement itu hilang ketika gw menyanyikan lagu pertama gw dan menyadari ada suara - suara ga jelas. Salah satu temen gw, entah over excited atau pengen show off dia selalu ikut nyanyi setiap orang nyanyi. Gw sih sebenernya biasanya nggak masalah sama itu, karena that's the essence of karaoke. Tapi masalahnya dia nyanyi dengan suara yang sangat memekakan telinga dan nada tinggi yang dipaksakan. Gw nggak peduli dia mau menunjukkan kemampuannya meraih nada tinggi whatsoever, yang jelas suara gw dan yang lain jadi ketutupan. Dan yang pasti jatohnya jadi dia kayak teriak - teriak menarik urat dan menghilangkan feel dari lagunya. Gw mungkin nggak bisa nyanyi kayak dia, tapi menurut gw nyanyi yang enak itu adalah bisa mengikuti dan mendapatkan feel dari lagunya. Dan menurut gw dia sangat menghilangkan feel lagu tersebut bahkan feel gw untuk nyanyi lagi. Akhirnya lagu - lagu berikutnya gw pasrahkan dengan iringan distorsi - distorsi suaranya, bahkan gw nggak bisa mendengarkan suara gw sendiri. Dan orang - orang jadi males nyanyi karaoke ajah.

Pulangnya kita makan indomie dan ngobrol sampe larut malam. Sudah lama tidak bergosip sama ibu - ibu ini. Kita bergosip sampe jam 2 pagi. Maklum deh, biasanya gw sehari - hari di kost an sendirian autis. Dan di kelas juga nggak ada partner kongkow dan bergosip [bahasanya].

Gw pulang pas waktu solat subuh. Lalu solat subuh dan tidur. Bangun sekitar jam 9 an. Gw cek binusmaya ternyata ada posting tentang anggota kelompok Character Building [sumpah gw benci tugas kelompok]. Dosen nya bilang kalo maximal anggota kelompok 7 orang, orang terakhir harap masuk ke kelompok yang kosong [which is ga ada yang kosong]. Sialnya gw orang ke 8 di kelompok. Sebelum diusir gw lebih baik sadar diri aja nyari anggota kelompok. Ternyata nggak ada yang kosong. Argh, bete sekali harus nyari - nyari orang buat jadi anggota kelompok udah kayak nyari duit aja harap - harap cemas. Ribet banget sih, kenapa nggak gw sendiri aja. Gw bisa koq melakukan presentasi dan nyiapin materi nya sendirian, malah gw lebih senang begitu, tugas kelompok emang bikin ribet.

Dan anyway, gw nggak suka matkul Character Building 3 - Relasi Dengan Tuhan. Karena menurut gw relasi dengan Tuhan adalah sesuatu yang sangat personal dan pendekatannya harus disesuaikan dengan agama masing - masing karena isu ini sensitif dan pasti berkaitan dengan agama. Jadi seharusnya tidak dijadikan mata kuliah umum di public class gini yang isinya berbeda - beda agama dan dosennya pun dari salah satu agama. Kan bisa menyebabkan bias dan rentan akan perbedaan persepsi. 

Saturday, October 02, 2010

My Saturday morning is en epic fail

Sekitar jam 5 pagi gw bangun dari mimpi yang bertema science-fiction. Earthquake, dimana seluruh belahan bumi mengalami gempa dan bangunan - bangunan juga jalan runtuh. Gw sebagai pemeran utama bersama satu orang cewek berusaha menyelamatkan masyarakat dengan membawa mereka menjauhi pusat gempa yang setiap saat semakin besar dan berpindah - pindah. Baru kali ini gw mimpi tentang gempa, dan gw nggak pengen bangun. Tapi sudah jam 5 pagi dan harus solat subuh. Setelah itu baru gw tidur lagi.

Jam 8 pagi gw bangun lagi dan merasa harus sarapan. Tadinya mau bikin nasi goreng tapi keliatan nya males banget. Lalu gw mencuci beras dan memasak nasi, sambil nunggu gw masak kornet yang dibeli kemarin. Ini pertama kalinya gw masak kornet, katanya kan tinggal dipanasin aja. Gw masukkan beberapa sendok kornet ke penggorengan dan dipanaskan. Setelah nunggu beberapa menit koq nggak ada perubahan bentuk atau warna dari kornet itu, masih sama seperti daging mentah. Seinget gw kalo nyokap masak kornet itu enak kayak daging cincang yang dimasak. Tapi ini, koq jadi begini. Akhirnya gw tambahkan mentega sebagai minyak untuk memanaskan kornet itu. Tapi semuanya masih sama, seperti daging mentah. Ya udah lah mungkin emang begitu. Setelah itu gw mandi dan ketika gw selesai mandi, nasi pun sudah matang. Kemudian gw mulai mengambil nasi dan kornet tadi. Setelah dimakan, yaks, kornet nya memang kayak daging mentah. Gak akan lagi gw beli kornet. Dan ... nasinya sepertinya kurang air karena gw buru - buru tadi masaknya dan hasilnya jadi terlalu keras. Bener - bener nggak nafsu gw makan pagi ini.

Setelah selesai urusan sarapan, gw membuka blogger untuk menyelesaikan final edit dari cerita yang gw buat sampe jam 2 pagi tadi. Ketika gw post tersebut dan akan mengeditnya, gw scroll ke bawah koq ga gerak - gerak, baris terakhirnya masih di kalimat yang terpotong. DAMN !!!!!! Kerjaan gw yang sampe jam 2 pagi tadi nggak ke save dan cerita yang ke save baru sampe pertengahan. Sialan, ARGH. What a damn morning !