Sunday, June 26, 2011

Self Branding

Self branding atau pencitraan diri menjadi topik yang cukup menarik perhatian gw belakangan ini. Ternyata bukan hanya produk saja yang butuh branding, tapi kita manusia juga membutuhkan nya. Menarik buat gw karena melihat fenomena yang terjadi belakangan ini bagaimana seseorang mempunya self branding yang sangat kuat sehingga ketika masyarakat mendengar namanya maka yang mereka ingat adalah brand orang tersebut. Terlepas dari sesuai atau tidak pencitraan dirinya dengan identitas diri yang sebenarnya. Well however, it works.

Sudah lebih dari sekitar 8 tahunan gw tergabung dalam social network websites. Menurut gw social networks ini juga erat kaitan nya dengan self branding. Social networks merupakan cerminan diri kita di dunia maya [jika kita benar - benar menjadi diri kita sendiri dengan identitas yang sebenarnya]. Dan yang paling kentara adalah hampir semua social networks menyediakan fitur utama berupa posting status. Sebut saja Facebook, Twitter, Foursquare, etc. Kenapa ini menurut gw kaitan nya erat dengan self branding ? karena dalam dunia nyata mungkin tidak semua orang bisa melakukan public discourse atau berbicara pada publik setiap hari bahkan setiap saat mereka inginkan seperti yang terjadi pada seleb di infotainment. Tapi pada social media ini, kita bisa mem-post status kapanpun kita mau dan dibaca oleh ratusan atau bahkan mungkin ribuan pasang mata.

Kegiatan ini pun sangat addictive sampai - sampai ada orang yang mengupdate status nya setiap beberapa jam atau bahkan beberapa menit sekali. Tipe status yang mereka update pun bermacam - macam. Ada yang membicarakan tentang kegiatan sehari - hari mereka, ada yang melulu statusnya berbau melankolis, ada yang status nya selalu mencerca orang lain, ada juga orang yang memperlakukan status nya sebagai customer service [complain terus], ada yang memanfaatkan fasilitas ini untuk menyindir orang, dan tidak sedikit orang yang memanfaatkan nya untuk self branding.

Mungkin mereka tidak menyadari bahwa status - status mereka bisa menjadi brand mereka. Misalnya saja orang - orang yang secara continued mengupdate statusnya dengan lagu - lagu dengan lirik patah hati. Bisa disimpulkan mungkin dia sedang patah hati. Orang - orang yang selalu mengeluh di statusnya, mungkin orang lain bisa menganggap nya sebagai orang yang kurang motivasi atau tidak bersyukur. Orang - orang yang sering marah - marah dan mencerca orang lain di statusnya bisa dianggap bahwa orang tersebut emosional. Yang sangat heran adalah orang - orang yang in relationship dan mereka membicarakan masalah hubungan mereka di status atau menyindir pasangan nya di status, maka orang lain bisa menyimpulkan bahwa hubungan mereka sedang tidak baik - baik saja. Tapi ada juga orang yang bisa memanfaatkan fasilitas ini dengan baik dan membuat branding yang baik juga dengan membuat status - status yang positif, motivational mungkin, atau bernada bahagia. Yang jelas status mereka bernada positif dan enak dibaca.

Gw sendiri mungkin pernah menjadi semua nya. Ada satu masa dimana gw sangat kecanduan Facebook dan mengupdate status setiap beberapa menit sekali. Tipe statusnya pun macam - macam. Ada yang positif, dan banyak yang negatif. Dan ternyata memang benar bahwa status - status tersebut secara tidak langsung menciptakan label atau brand gw sendiri.

Tapi sekarang gw agak jarang mengupdate status di Facebook setiap hari nya. Lain dengan Titter yang memang karakternya lebih seperti chat sehingga kalau gw update satu jam sekali pun masih terhitung sangat wajar. Alasan nya gw mengurangi intensitas gw di status facebook adalah karena belakangan gw menyadari bahwa social media itu adalah cerminan diri kita di dunia maya bukan nya tempat [yang tepat] untuk melupkan emosi karena apa yang kita katakan akan dilihat banyak orang dan jika dilakukan secara continued akan membuat sebuah branding. Memang sih terdengar dangkal, menilai seseorang dari status mereka di social media. Tapi di dunia maya dimana yang bisa mereka lihat hanyalah tulisan - tulisan kita, mau tidak mau itu pun menjadi pertimbangan orang untuk menilai kita.

Oleh karena itu, gw lebih memilih untuk mengupdate status yang bersifat positif. Atau kalaupun tidak, gw mencoba membuat status sewajarnya, tidak mengandung nada negatif yang berlebihan. Bukan berarti sengaja membuat status positif demi tujuan pencitraan diri. Tapi gw percaya akan self talk. Dan menurut gw update status itu termasuk self talk. Tentunya gw ingin memberikan self talk yang positif bagi diri gw sendiri demi berkembangnya mental gw ke arah yang lebih positif.


"The character of a man is known from his conversations" , Menander.


No comments: