Sunday, December 25, 2011

The pieces don't fit anymore

Bandung hujan, tugas menumpuk, dan badan yang kelelahan. Kombinasi pas yang membuat rasa kantuk tidak mau pergi seharian. Entah kenapa sejak kemarin teringat lagu the Moffats dari tahun '90-an yang berjudul "i miss you like crazy". I miss you like crazy, every moment and every day. Hmm maybe i'm missing someone. Maybe. Lucunya ketika bangun tidur karena kelelahan, ada beberapa pesan tidak terbaca di inbox. Yang paling menyita perhatian adalah yang berbunyi "apa kabar ?", sementara yang lain nya aku abaikan. Dengan segera aku jawab pesan nya walaupun menyadari bahwa pemilik account tersebut sudah tidak lagi online. Senyum - senyum sendiri. Seru ya, ketika kita kangen sama orang dan kebetulan orang tersebut muncul menanyakan kabar.

Berjam - jam telah berlalu dan deadline tugas semakin dekat tapi niat untuk menyelesaikan nya tidak sedikit pun bertambah. Tapi, mau ga mau ya harus dipaksa. Bandung masih mendung, bahkan hujan. Sambil mengerjakan tugas, dua lagu terus berputar berulang - ulang dari playlist winamp. "The pieces don't fit anymore" dan "If you don't wanna love me" milik James Morrison. Dua lagu mellow itu cocok didengar saat hujan begini, dan liriknya juga pas. Well, semua lagu favorit pasti dibilang liriknya pas (maksa dipas-pas in sebenernya).  Dengan bantuan dua lagu itu, beberapa halaman berhasil dikerjakan. Tapi masih ada berpuluh - puluh halaman lagi untuk di-translate. Fiuh ...

Sebuah window chat Yahoo Messenger akhirnya muncul dengan isi pesan balasan dari pesan yang aku kirim beberapa jam lalu.
"km kapan lulus dra ?"
 'februari. kalo lancar'
"Mudah-mudahan lancar ya"

Eh ? Dra ? terakhir kali menggunakan nama belakang sekitar ... delapan atau sembilan bulan yang lalu. Setelah itu seterusnya dalam percakapan menggunakan nama depan. Seperti orang - orang pada umumnya. Memory nya lagi random ya ?

You can say i'm living in the past, you can say i'm expecting too much. Tapi penggunaan atau pemilihan kata dan bahasa itu ada sebabnya. Misalnya ketika ada teman yang punya nickname "Je" padahal nama aslinya "radit" , orang - orang memanggil dia "je" tapi aku panggil dia "Radit" karena Je itu mirip nama panggilanku juga. Je sama Radit itu jauh, kenapa harus dipanggil Je ? Tapi alasan utamanya adalah, pada saat itu kita belum terlalu dekat sehingga belum merasa perlu dan nyaman untuk memanggil dia "Je". Tapi setelah sering berinteraksi akhirnya ikut manggil dia Je juga dan terkadang tetap memanggil dia Radit, if i want to alienate him.

Different diction comes with different emotion. When you alienated me, you call my first name. Now you call me with my middle name again. Are you missing me ? or missing the moment that we used to have ? Well, i might be exaggerating tapi menghibur diri sendiri won't be a crime kan ? jadi anggap aja memang begitu. Hehe.

Well, apapun itu. It's glad to know that i can reconcile with my past. Good to know that we don't have to be strangers to one another. That's enough, at least for now.

Oh ya, i gave you a rain check for the lunch. You can use it now loh. LOL
 

No comments: