Saturday, October 06, 2012

Why u no give that fucking salary

"Mas Fajar, Saya butuh programmer PHP. Familiar dengan javascript, smarty, dan SQL server. Pengalaman minimal 2 tahun. Salary XXX"
Isi SMS dari mantan bos gue di kantor yang lama tempat gue freelance setelah beberapa hari sebelumnya  dia telepon gue menanyakan ...
"Mas Fajar, kuliah nya sudah selesai ?"
udah pak
"Sudah kerja sekarang ?"
udah pak
"Kerja dimana ?"
CI** Ni***
"Oh, padahal mau saya tawarin kerja di kantor saya."
Dan beberapa sebelumnya, waktu gue masih bekerja di kantor yang dulu. Dia juga sering menelepon menanyakan hal serupa. Nanya gue kerja dimana, gajinya berapa, dan akhirnya menawarkan mau nggak kerja di tempat dia. Sebanyak dia telepon, sebanyak itu juga gue bilang "aduh maaf pak, saya udah kerja".

Ketika dia gue baca SMS dia yang terakhir itu I was like "fuck man! why u no give that fucking salary since long time ago". Salary yang dia tawarkan itu 50% dari uang saku sekarang. Gue memenuhi requirement yang dia cari. And I know that he is actually looking for me. Tapi sekarang gue sudah terbelenggu dalam ikatan tanpa cinta (apa deh). Maksudnya terikat kontrak eksklusif dalam pekerjaan yang sama sekali bukan bidang gue dimana gue harus struggling setengah mati untuk catch up dengan semua ini. Sementara kalo gue kerja di tempat itu, gue akan menerima salary yang jauh lebih besar dengan pekerjaan yang memang bidang gue dan tidak butuh adaptasi setengah mati.

You know what ? every single empty words like "rejeki itu nggak akan ketuker" , "everything happens for a reason", atau "semua itu sudah ada jalan nya" won't work.

It's like a punch on my face.
 
 
 
 
 
 

No comments: