Wednesday, August 25, 2010

Anjing dan Gajah

Ketika sedang melihat - lihat buku di Gramedia, terlihat seorang ibu muda dan anaknya yang masih berseragam SD memasuki toilet. Entah kenapa mereka begitu mencolok, seperti ada yang aneh. Beberapa saat kemudian seorang laki - laki keluar dari toilet itu tergesa - gesa lalu terdengar jeritan anak kecil tadi dari dalam WC. Dan tidak lama kemudian ibu dan anakya itu keluar sambil berkata "ADA HANTU ... ADA HANTU !!!". Kemudian satpam yang berada di dekat situ mendatangi mereka. "Adek liat apa ?"   "Harimau! astaghfirulloh ...astghfirulloh ..." para karyawan yang berada di situ langsung sibuk bergunjing  "ada yang 'ngeliat' lagi" dan gw jadi ikut sibuk memeperhatikan mereka bukan nya buku yang ada di tangan gw. Alih - alih menenangkan anaknya, si ibu malah menghilang menuruni tangga. Beberapa lama kemudian dia muncul dan berbicara dengan suara keras ...

"MANA ITU SATPAM TADI ? KURANG AJAR BANGET NAKUTIN ANAK GW , ANJING ! ORANG ANAK MAU KENCING DIBILANGIN ADA HANTU YA TAKUT, DASAR ANJING."

Semua perhatian tertuju pada ibu tersebut. Orang - orang memegang buku tapi matanya memperhatikan scene si ibu ngamuk tersebut. Para karyawan mendatangi dan menanyainya. Dan ia bereaksi.

"ITU TADI ANAK SAYA MAU KENCING. DIBILANGIN ADA HANTU YA TAKUT. ANJING. SAYA KEJAR ORANG NYA UDAH ILANG, DIA KALI HANTUNYA. EMANG ANJING. BABI!"

Ya ampun. Itu ibu nggak behave banget, nggak bisa jaga mulutnya. Gw juga kadang menggunakan kata kasar tapi itu kalo situasi tertentu aja dan ngga di tempat umum sambil teriak seperti ini. Apa dia nggak sadar di depan nya ada anak nya yang masih SD yang seharusnya mendapatkan pendidikan moral dari ibu nya. Belum lagi ini bulan puasa. Beberapa orang sampai berkata "astagfirulloh".

Sepulang dari Gramedia gw buka bareng 3 temen SMP gw yang sekarang kuliah di Gajah Ganesha [ITB], STT Textil , dan Politeknik Gajah [POLBAN]. Jujur ya, reuni sama temen lama itu antara fun dan confusing. Perjumpaan diawali oleh obrolan - obrolan lokal tentang temen - temen SMP kita [which i don't give a damn to them], temen - temen SMA mereka [yang jelas  - jelas gw ga kenal], well local conversation is not my fave topic, bingung mau ikut ngomong apa. Pembicaraan mulai meningkat ke tahap berikutnya, membicarakan diri mereka sendiri.

"STT  Textil itu BLA BLA BLA ...."
Dan teman gw yang satu lagi tidak mau kalah.
"Kalo ITB sih ....BLA BLA BLA ..."
Yang satu lagi nggak mau ketinggalan nimbrung.
"POLBAN juga ... BLA BLA BLA ..."

Gw cuma diem aja memperhatikan mereka sibuk membicarakan dan membanggakan kampus masing - masing. Temen gw nyeletuk  "kalo Binus gimana jar ?".

"Binus semuanya sudah standardized, jadi ya .. gitu deh biasa aja."
Well, i have no interest to glorify my own campus. Beside it's not my fave topic, i'm not a marketing officer of Binus who has to promote it. And i think that seems arrogant.

Dan pembicaraan berlanjut ke bagaimana temen gw itu bisa masuk ke universitas dan jurusan yang sangat dia agungkan.

"Aku masuk sini itu karena nerusin cita - cita kakak aku [sejak kapan cita - cita bisa dihibahkan]. Waktu milih jurusan , aku bilang terserah Aa aku aja [loh ? yang mau kuliah siapa ? ]. Tadinya mau masuk astronomi tapi kata bapak aku 'mau jadi apa kamu ?' [jadi orang]. Sama ortu nggak boleh masuk UPI , atau jadi guru [kenapa coba ?]. Terus aku disuruh ikut tes kedokteran UNJANI juga, dan bapak aku juga maksa ikut tes STAN [banyak amat daftar nya]. Akhirnya aku pilih sipil ITB setelah nanya kaka aku dan nonton film Jomblo [APA HUBUNGAN NYA ???]. Waktu SMA juga, aku masuk situ karena disuruh ibu. Waktu SMP aku nggak niat masuk situ tapi disuruh ibu"

GOSH, how can a human being live without making his own choice ? you're responsible for your life rite ?.
While my friends keep talking about their pride to study at public universities, i keep silent and proud of myself to study at BINUS as MY OWN personal CHOICE.

Public or private. The point is how u can live as a real human being who has the full control of his life.

No comments: