Friday, March 05, 2010

New Life



Pukul 05.00 pagi. Aku terbangunkan oleh bunyi suara alarm dari handphone ku. Nyenyak sekali tidur ku tadi malam sampai – sampai aku bermimpi. Mimpi yang panjang, bahkan aku tidak bisa mengingatnya. Aku beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju ke balkon. Udara sejuk pagi itu masuk ketika aku membuka pintu. Udara yang sangat segar, yang sepertinya sudah lama tidak aku rasakan. Aku menarik napas dalam – dalam. Udara segar itu kini mulai memasuki rongga pernapasan ku dan terbawa dalam aliran darah menuju ke otak. Tarikkan napas pertama di kehidupan baru yang baru saja aku jalani hari ini.

Saat itu langit masih gelap, matahari belum terbit. Cahaya lampu – lampu mobil yang sudah mulai mengisi kekosongan jalan – jalan protokol terlihat berbentuk bintang dari kejauhan yang semakin lama semakin mendekat. Mengingatkanku ketika aku berusia 5 tahun. Ayahku membangunkanku setiap subuh dan mengajakku ke pinggir jalan raya di depan rumahku untuk melihat cahaya – cahaya lampu mobil yang lewat. Pada saat itu aku menyebutnya lampu bintang.

Matahari perlahan – lahan menyinari bumi. Aku segera mandi dan bersiap – siap untuk beraktivitas. Hari ini aku mempunyai janji untuk interview dari perusahaan dimana aku melamar kerja. Setelah mandi dan sarapan aku segera berangkat. Aku mengenakan kemeja putih dan cardigans abu – abu.

Orang – orang mempercepat langkah nya menuju ke sekolah atau tempat kerja mereka, tetapi aku berjalan dengan santai. Aku menikmati setiap langkah dan setiap pemandangan yang aku saksikan. Entah kenapa, pagi ini aku merasakan sesuatu yang lain. Sebuah perasaan lega, perasaan bahagia, seperti sebuah menemukan kehidupan baru. Ketika aku mencoba menelusuri apa yang telah terjadi padaku kemarin, aku tidak bisa mengingatnya. Aku tidak ingat apa yang terjadi kemarin, sehari sebelum kemarin, sumpah aku tidak ingat hal – hal detail itu. Tapi aku ingat hari ini aku mempunyai jadwal untuk interview. Dan sekarang aku menuju ke sana menggunakan kereta.

Kereta yang aku naiki ramai oleh para pelajar yang pergi sekolah dan para pegawai yang menuju ke tempat kerja mereka. Karena penuh, aku tidak kebagian tempat duduk dan harus berdiri sambil memegang pegangan yang menggantung di setiap sisi kereta. Di seberang tempat aku berdiri, duduk seorang laki – laki yang sepertinya umurnya sama denganku. Laki – laki itu memakai kaos hijau. Wajahnya cukup familiar di ingatanku, bajunya juga. Pandangan laki – laki itu kosong. Wajahnya pucat seperti orang sakit. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu. Atau bahkan dari tatapan matanya sepertinya pikirannya sedang tidak berada di dalam raganya. Tapi siapa dia ya ? aku seperti mengenal dia. Aku mencoba mengingat – ingat tetapi tidak menemukan petunjuk sedikitpun. Apa aku memang tidak mengenal dia ? tapi kenapa wajahnya begitu familiar ? aku mencoba mengingat kembali tetapi tetap tidak ingat. Sudahlah, mungkin memang aku tidak mengenalnya. Dan mungkin tidak perlu mengenalnya.
Kereta ku sudah sampai di stasiun tujuan. Begitu pintu terbuka, para penumpang berdesakkan keluar dan aku termasuk salah satunya. Sebelum melewati pintu kereta aku menyempatkan melihat ke arah tempat laki – laki itu duduk. Dia sudah tidak ada di sana. Aku melihat ke arah pintu keluar lain tetapi tidak ada juga. Ah, mungkin dia sudah keluar lebih dulu. Aku melangkah meninggalkan stasiun dengan penuh rasa optimis menghadapi interview hari ini. Menghadapi semua aktivitas hari ini, esok, dan seterusnya

No comments: