Sudah beberapa hari ini yang gw lihat cuma tembok putih yang sudah agak kecoklatan dengan beberapa sarang laba - laba di sudut nya. Temperatur yang sangat panas dan intolerable, barang - barang yang berantakkan seperti gudang tapi tidak pernah ada niat untuk membereskan nya karena gw tidak punya sense of belonging ke kamar yang bukan kamar gw ini. Belakangan ini kehidupan sosial gw hanya sebatas di lingkungan rumah saja, walaupun sebenarnya di dalam rumah ini tidak pernah ada kehidupan sosial. Ya, maksudnya gw sudah officially non-aktif di debate. Selebihnya gw melakukan aktifitas sosial di social networking. Beberapa teman di Jakarta mulai tidak available untuk diajak bersosialisasi. Entah kenapa banyak teman yang menghilang belakangan ini.
Di tengah menghilang nya partner - partner sosial gw. Sebuah trend lama kembali muncul, pen pal. Hanya saja di jaman teknologi informasi ini pen pal sudah berevolusi tidak lagi menggunakan surat konvensional tapi bisa melalui SMS atau Social networking. Seperti yang gw sedang jalani sekarang. Ketika availability makhluk - makhluk sosial itu berkurang, satu - satunya kegiatan yang paling menyenangkan untuk menjadi subtitusi nya adalah keep in touch dengan si pen pal tersebut. Menunggu pesan - pesan nya memenuhi inbox gw atau reply-reply sms sampai pagi - pagi buta.
Kedengaran nya memang aneh dan gw juga merasa aneh. From stranger to pen pal. Dan kita berkomunikasi as if sudah kenal lama dan dekat padahal we never met before. Wondering kalo pen pal ini menjadi sesuatu orang yang nyata bukan hanya sekedar cyber-pal [akhirnya gw menemukan istilah yang tepat] what it would be ?
No comments:
Post a Comment