Sunday, September 05, 2010

Restarted [episode 1]

I'm trying to write a new story. So this is the 1st episode. And i hope there will be 2nd episode, 3rd, and so on. Anyway, this is a fiction. Check this out.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------


"Selamat pagi Axel"
Sebuah suara membangunkan ku dari tidur. Perlahan aku mencoba untuk bangun. Sedikit rasa sakit terasa di leher belakangku sampai ke tulang tengkorak ku. Seorang lelaki tua berambut putih dan mengenakan jas putih  berdiri di samping kasur tempat aku tidur. Dimana aku sekarang ? Siapa dia ? Aku mencoba mengingat - ingat kembali kenapa aku ada di sini. Tapi tidak berhasil. Aku mencoba memutar balik rangkaian yg kejadian yang aku alami sebelumnya tapi tetap tidak ingat.

"Axel, saya Professor Eykman. Kamu mungkin tidak ingat siapa saya. Dan jika saya ceritakan mungkin kamu tidak akan mempercayai saya."

"Dimana saya ? Kenapa saya ada di sini ?"

"Kamu berada di Neuroscience Study Center. Satu bulan yang lalu kamu datang ke sini untuk ..."

"Untuk apa ?"

"Kamu sudah beberapa kali datang ke sini untuk berkonsultasi dengan saya tentang trauma yang kamu alami. Dan setelah beberapa kali pertemuan, kamu memutuskan untuk melakukan terapi trauma dengan cara ... penghapusan memory."

Penghapusan memory ? apa yang dibicarakan professor itu ? aku tidak mengerti memang nya trauma apa yang aku alami di masa lalu sehingga aku memutuskan melakukan hal ini.

"Bagaimana caranya memory manusia bisa dihapus ? Tapi saya masih ingat siapa saya. Masa kecil saya. Keluarga saya. Semuanya."

Professor Eykman diam sejenak lalu menarik napas dalam - dalam. Sepertinya dia sedang memikirkan penjelasan yang dapat aku mengerti.

"Ya, kamu masih ingat. Tapi apa kamu masih ingat bagaimana kamu bisa ada di sini ? Tanggal berapa kamu datang ke sini ? Apa yang kamu lakukan sebulan terakhir ini ? kamu bisa ingat ?"

Dia benar, aku tidak ingat sekali. Mengapa aku bisa tidak ingat ? Aku bingung. Apa yang telah terjadi padaku.

"Kami melakukan penghapusan memory sebagian, tidak semua memory dalam otakmu kita hapus. Hanya memory yang berhubungan dengan trauma yang kamu alami yang kita hapus. Jadi mungkin kamu tidak akan mengingat apa yang terjadi dua tahun terakhir ini, karena pada periode itu semua memory dalam otakmu berhubungan dengan trauma yang kamu alami. Dan kita telah menghapusnya. Saya sudah peringatkan kamu, metode ini beresiko. Jika tidak berhasil, kamu mungkin akan kehilangan semua memory kamu atau justru trauma yang kamu alami akan menjadi berlipat ganda."

Aku terdiam. Penjelasan apapun yang aku dapatkan saat ini mungkin aku tidak akan mengerti. Yang hanya bisa aku lakukan adalah mempercayainya. Setelah keluar dari tempat ini mungkin aku akan mencari tahu nya sendiri. Mungkin ini hanya mimpi atau aku sedang ditipu seseorang. Tapi mungkin yang dia bicarakan benar, hari terakhir yang aku ingat ada di tahun 2008. Sedangkan kalender di ruangan itu menunjukkan bahwa hari ini tanggal 20 September 2010.

"Kamu ingat ini ?" , Professor itu memperlihatkan sebuah buku jurnal dengan sampul coklat yang terbuat dari  kulit hand-made. Buku yang biasa aku beli untuk menulis jurnal harian atau dengan kata lain diary.

"Iya, itu buku saya."

"Sebelum kita melakukan penghapusan memory ini, kamu sempat menulis sesuatu di buku ini. Hal - hal yang mungkin dapat membantu kamu mengatasi kebingungan. Seperti manual book yang kau tulis sendiri. Ambillah. Sekarang kau sudah pulih dan bisa keluar dari sini, gunakan lah buku itu sebagai panduanmu."

Halaman - halaman buku itu sudah terisi, hanya tersisa sedikit halaman kosong. Aku membuka halaman pertama dari buku itu. Memang seperti tulisan ku. Halaman itu berisi informasi tentang alamat tempat tinggal ku sekarang dan segala detail tentang bagaimana menuju tempat itu dari gedung ini. Setelah menyelesaikan berbagai administrasi di tempat itu aku pun segera beranjak pulang.

Sesuai yang aku tulis di buku itu, pertama aku harus menggunakan kereta lalu turun di stasiun ke lima dari sini. Setelah itu aku harus naik shuttle bus dan turun di halte yang tidak terlalu jauh dari flat ku. Ternyata aku tinggal di sebuah flat. Sendirian. Di dalam perjalanan pulang aku membaca halaman berikutnya dari buku ini.

Axel, pasti kamu kebingungan saat ini. Kamu sudah tahu ini akan terjadi. Oleh karena itu  sebelum kamu melakukan penghapusan memory itu, kamu menulis semua tulisan di buku ini. Saat ini, tidak ada yang kamu bisa percaya selain diri kamu sendiri, dan buku ini. Karena buku ini adalah buku yang kau tulis sendiri. Maka mulai sekarang, ikutilah apa yang ada di buku ini.
Kamu pasti bertanya - tanya, apa yang terjadi padamu sehingga harus melakukan ini semua. Trauma apa yang kamu alami. Tapi kamu tidak perlu lagi memikirkan itu semua. Kamu sudah berpikir ribuan kali sebelum melakukan ini. Ini adalah yang terbaik yang bisa kau lakukan. Dan sekarang, kamu sudah berhasil menghapus semuanya. Jangan coba untuk mengingat kembali. 
 You have to believe every single thing written in this book. Trust No one but yourself! don't worry ... you're life just have been restarted. 
Sekitar satu setengah jam perjalanan aku sampai di halte yang aku tuju. Dari situ aku harus berjalan kaki mencari gedung yang terletak di blok F no.5 di jalan itu. Di situ lah Flat ku berada. Tidak satu pun sudut jalan ini yang aku kenali. Di antara orang - orang yang aku temui tidak satupun aku kenali. Dan kini setelah berjalan selama 5 menit aku berada di depan gedung yang berada di blok F no. 5. Aku pun masuk melalui pintu utamanya. Flat ku berada di lantai 4. Aku menuju ke sana menggunakan lift. Di dalam lift beberapa orang terus memandangku , beberapa lain nya tersenyum. Mungkin mereka tetangga ku. Ketika berada di depan pintu flat ku , keluar lah seorang laki - laki yang mungkin seumuran denganku dari pintu di seberang flat ku. Pasti dia tetanggaku.

"Xel ! where u've been gone ? lama sekali kamu menghilang nggak ada kabar. " , Laki - laki itu kaget ketika melihatku. Begitu juga dengan aku. Dia memberondongku dengan pertanyaan. Aku tidak tahu harus jawab apa.

"Sorry, i'm kinda busy" , jawabku sambil membuka pintu dan kemudian menutup nya kembali setelah berada di dalam.

Inilah flat ku, cukup luas dengan satu kamar tidur di dalam nya. Agak berantakkan dan sebagian besar barang - barang sudah dipak. Aku mencari tempat duduk di dekat jendela. Mengeluarkan buku coklat itu dan membaca halaman berikutnya. Tulisan itu mengatakan sebulan lalu aku telah mengundurkan diri dari pekerjaan. Aku harus segera pindah ke flat yang lebih murah, karena untuk sementara mungin aku tidak mempunyai pekerjaan. Sebagian barang - barang juga sudah aku kemasi, dan segera setelah aku keluar dari Neuroscience Study Center petugas dari perusahaan pengangkut barang akan datang.

Aku benar - benar merasa seperti robot. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, semuanya diatur oleh perintah - perintah di dalam buku ini. Aku merasa terjebak dalam sebuah permainan atau bahkan seperti orang yang telah tidur selama 2 tahun dan ketika sadar tidak mengetahui apa - apa yang telah terjadi.

Bel pintu berbunyi. Para petugas pengangkut barang sudah datang. Aku mempersilakan mereka masuk dan membereskan barang - barang sementara aku mengemas barang - barang yang lainnya. Ketika memasuki dapur aku melihat abu yang bertebaran, seperti kertas yang telah terbakar. Beberapa kertas itu masih tersisa tapi tidak berbentuk, yang jelas terlihat seperti foto - foto. Mungkin aku telah sengaja membakarnya supaya aku tidak mengingat hal - hal yang ada di foto itu. 

Aku memasukkan beberapa pakaian ke dalam ransel. Laptop, kamera, handycam, headphone juga aku masukkan ke dalam ransel. Kamera dan handycam ku pun sudah kosong tidak ada memory nya. Tidak ada yang tersisa, aku harus membeli yang baru. Sepertinya aku telah mempersiapkan semua ini dengan matang. Semua barang sudah beres. Saatnya aku meninggalkan tempat ini.

"Mau kemana Xel ?" , tanya tetanggaku yang aku temui tadi ketika sampai di sini.
"Pindah. "
"Pindah kemana ?", Dia kembali bertanya. Aku benar - benar tidak tahu bagaimana harus bersikap dengan orang - orang yang mungkin mengenalku. Bagaimana menjawab pertanyaan mereka. Dan bagaimana menjelaskan semuanya.

"None of your business" , jawabku sambil berjalan meninggalkan tempat itu.
"Xel, what's going on man ??!!"

Aku tidak menghiraukan pertanyaan orang itu dan aku terus berjalan. Barang - barangku dibawa oleh mobil pengangkut ke alamat tempat tinggal baruku yang tertulis di buku coklat ini. Sedangkan aku memilih untuk pergi sendiri, aku ingin berjalan - jalan dulu sendirian di malam hari ini. Kebingungan masih menutupi penglihatanku dan berbagai pertanyaan tak henti - henti nya memasuki pikiranku. Apa aku dulu sadar akan resiko yang aku hadapi ini sebelum melakukan metode itu, sebelum melakukan penghapusan memory atau apalah omong kosong itu ? atau mungkin aku sudah merencanakan semuanya dengan matang ? Tidak ada yang bisa menjawab, tidak ada orang yang bisa aku percaya juga untuk bertanya. Aku hanya harus mengikuti permainan yang aku ciptakan sendiri ini.

4 comments:

Anonymous said...

butterfly effect atau Eternal Sunshine of the Spotless Mind ?knapa tokoh utamanya musti kasar kesemua orang? Bukannya klo kita bingung kita malah berusaha nyari info ke orang2?

Van Der Woodsen said...

i never watched those movies anyway.

hmm ... because the book said he should not trust anyone. he's just affraid.

ini siapa ya btw ?

Skylarikaz said...

I'm wating for the next...
; )

Skylarikaz said...

I'm waitin' for the next...
; )