Sunday, September 26, 2010

Restarted [episode 3]

Well finally, here is the 3rd part. I need longer time than the early 2 editions. I wrote it in different place and situation which might cause some differences in the way i narrate the story.

You can find the 1st and 2nd edition with Tag "restarted"


__________________________________________________________________________________

Di dalam bus yang aku tumpangi cukup ramai. Terdapat beberapa orang yang terpaksa berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Beberapa orang terutama mereka yang berdiri menggerutu karena supir mengemudikan bus ini ugal - ugalan. Mereka harus menahan tubuh mereka jatuh ke kanan atau ke kiri ketika bus berbelok atau menyalip kendaraan di depannya. Ketika bus ini mencoba menyalip bus lain di depan nya, si supir tidak menyadari dari arah yang berlawanan ada ambulance yang sedang melintas cepat. Tabrakkan pun tak terelakkan. Para penumpang wanita menjerit histeris. Seorang balita terjatuh dari gendongan ibunya. Mereka yang berdiri terlempar ke depan ketika bus mengerem mendadak. Benturan tak terelakkan pun membuat kaca mobil bus pecah.

Serpihan kaca - kaca mobil yang menusuk mataku membangun kan aku dari mimpi ini. Sudah semalaman berusahan keras untuk tidur tetapi tetap tidak berhasil, sampai - sampai aku tertidur di dalam perjalanan menuju ke kantor majalah Femme. Setelah beberapa hari yang lalu mengirimkan aplikasi untuk posisi art director akhirnya aku mendapat panggilan interview..

Aku mengenakan coat berwarna coklat karena hari ini mendung dan sejak tadi gerimis. Di  halte Benton aku turun lalu berjalan kaki menuju kantor majalah femme. Badanku serasa melayang, aku belum sempat tidur sejak tadi malam. Sekitar 15 menit aku sampai di sana dan menemui Jerry, orang yang akan menginterview ku.

"May i see your portofolio ?", tanya Jerry di pertengahan interview.
"Well ... actually i've just moved here several days ago. I should've made a copy of it but apparently i still can't find it yet. So i don't bring a portofolio. "
"Actually i can't hire people without seeing their work first. So please come back here after you've got your portofolio, is that okay ?"
"Amh .... okay. I'll be back sooner".

Aku lupa dimana menyimpan portofolioku. Memory laptop dan kamera ku sudah kosong. Kenapa aku bisa lupa untuk tidak menghapus data - data portofolioku waktu itu. Mau tidak mau aku harus membuat portofolio baru. Abigail. yah, mungkin aku bisa minta bantuan Abigail untuk menjadi model di portofolio ku dan juga menjadi guide untuk mencari spot - spot yang menarik .

"Halo ... ", Suara Abigail mengangkat telepon sesaat setelah aku mendial nomornya sambil berjalan keluar dari gedung Femme magazine..
"Gail"
"Yap, hey ! Axel ... what's up"
"Mmmh ... are you free tomorrow ?" Tanyaku berharap dia menjawab iya dan bisa membantuku besok.
"Well, probably yes. Why ?"
"Mmhh , aku baru saja melamar ke Femme magazine untuk posisi art director dan mereka meminta portofolioku. Sialnya, aku kehilangan data - data portofolioku. Jadi harus membuat yang baru. And my question would be, do you mind to help me ?"
"Help ? i don't mind but ... i know nothing about design and stuffs." Jawab Abigail dengan nada sedikit bingung karena aku belum menjelaskan semua maksudku.
"Well, i mean. Would u be my model for my portofolio ?"
"Owh ... mmmhh i don't do modeling for free." jawabnya. Sudah kukira dia pasti tidak mau jadi model portfolio ku, apalagi gratisan.
"I see. I can understand. But i thought you might have concern to help a friend in need." kataku dengan nada kecewa.
"I didn't say that you have to give me some money. But, a dinner would be okay."
"Sure!"

Syukurlah dia hanya bercanda. Kami membuat janji untuk bertemu di TimeSquare besok jam 10 pagi. Sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk berjalan - jalan di sekitar Benton. Karena selama di sini aku belum sempat melihat - lihat kota ini. Sebuah toko buku besar menarik perhatian ku untuk masuk ke dalamnya. Interior nya yang sebagian besar terbuat dari kayu membuat toko ini lebih unik dari toko di sekitarnya. Toko buku ini memiliki 2 lantai dan ramai dengan pengunjung. Setelah selesai melihat buku - buku fotografi aku pun berpindah ke salah satu pusat perbelanjaan yang tidak jauh dari situ.

Di lantai dasarnya ada seorang sales girl menawarkan sampel parfum. Sebuah toko parfum   sedang mengadakan program diskon. Aku ambil sampel yang diberikan sales girl tersebut. Selembar kertas kecil yang sudah disemprotkan parfum. Ketika mencium wangi parfum itu aku merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang mengganggu. Otakku seperti sedang mencoba mengingat sesuatu tetapi tidak bisa mengingat itu apa. Aku berusaha keras mengingat apa yang berhubungan dengan parfum ini, apakah aku pernah memakai  parfum ini, bertemu orang yang memakai parfum ini, atau apapun yang berasosiasi dengan wewangian ini  tetapi tetap tidak berhasil. Tapi aku yakin kalau aku familiar dengan wewangian ini. Akhirnya ku putuskan untuk membeli sebotol parfum itu, mungkin aku nanti akan ingat dengan sendirinya ketika memakai parfum ini.

Sampai di rumah aku masih terus memikiran hal yang tidak bisa aku ingat itu. Seringkali ketika kita ingin mengingat sesuatu tetapi tiba - tiba lupa sama sekali, butuh waktu seharian untuk mengingatnya walaupun akhirnya tidak berhasil dan membuat kita lelah sampai kita lupa lalu akhirnya  ingat kembali dengan sendiri nya. Mungkin seperti itu lah yang aku rasakan sekarang. Aku membuka kembali parfum itu dan mencium wanginya, masih belum menemukan clue. Lalu ku semprotkan parfum itu ke badanku agar aku bisa mencium wanginya lebih mudah. Setelah beberapa lama aku mulai mengingat sesuatu. Kumpulan memori random muncul di kepalaku. Semuanya seperti sebuah film bergerak tanpa suara. Tidak hanya satu film yang aku liat, tapi ada beberapa tetapi gambarnya buram sehingga aku tidak bisa melihat jelas apa yang ada di sana. Semakin lama film itu seperti muncul di hadapanku dan saling berputar bergantian semakin cepat. Aku tidak bisa menangkap dan mengingat gambarnya tetapi semua itu tidak berhenti sehingga membuat kepalaku sakit. Lalu aku memutuskan untuk tidur, mungkin aku terlalu lelah.

Esok harinya pukul 9.55 pagi aku sudah berada di TimeSquare dan lima menit kemudian Abigail datang. Dia terlihat sangat cantik sekali menggunakan blouse vintage berwarna putih, jaket leather sintetis berwarna krem, dan skinny jeans berwarna hitam. Senyumnya sangat manis.

Abigail mengajakku ke lokasi pertama untuk pengambilan foto yaitu Bracara Street. Sebuah kawasan tempat bangunan - bangunan arsitektur eropa tempo dulu berada. Jalannya dipasangi batu andesit yang membuat pemandangan nya semakin cantik. Lalu kami mengunjungi Societeit Concordia, sebuah gallery dan cafe jadi satu. Bernuansa minimalis dimana terdapat sudut - sudut cantik di dalamnya.

Abigail benar - benar cantik dilihat dari angle manapun. Jika begini aku akan lebih bersemangant mengerjakan portfolio ini dan berharap ada portfolio berikutnya. Saat kami selesai melakukan sesi pemotretan hari sudah hampir petang. Seperti yang dijanjikan, sebelum pulang aku akan mentraktir Gail makan malam. Kami berjalan sambil mencari tempat makan yang mungkin menarik. Aku melihat sebuah restoran steak and grill di seberang jalan. Rasanya aku  pernah mengunjungi restoran itu. Aku ingin masuk ke tempat itu untuk memastikan apa aku benar pernah ke sana. Tetapi Abigail menolak saat aku ajak makan di tempat itu. Aku memaksanya untuk tetap ke restoran itu tetapi dia tetap tidak mau.

"Come on, you owe me a dinner." Kata Abigail bersikeras menolak pergi ke restoran steak and grill tersebut.
"So let's have a dinner there."
"I want something special, bukan cuma sekedar fastfood seperti itu. Lagi pula aku tidak suka steak and grill."
"Ok. Lalu mau makan dimana ?"
"How about at your place ? i can cook well. Kita beli bahan - bahan nya. Dan aku membuat masakkan spesial untuk kamu"

Tadi dia menginginkan sesuatu yang special, tetapi dia malah memilih untuk belanja dan masak sendiri di rumahku. Apa yang spesial dari itu. Bukankah kalau membeli makanan di luar itu lebih simple dan tidak repot. Tapi untunglah, aku jadi memiliki alasan untuk pergi ke restoran barusan. Aku mengatakan pada Gail bahwa aku tidak suka mengikuti wanita belanja di supermarket, jadi aku akan pergi membeli sesuatu sementara dia belanja dan kami akan bertemu satu jam kemudian.

Nama restoran itu adalah The Hungry Diner. Saat memasuki nya aku merasa familiar dan langsung tertuju ke meja pojok yang berada di dekat jendela. Aku memesan seporsi fillet of fish, french fries, dan strawberry smoothies. Suasana ini benar - benar pernah aku rasakan. Duduk di tempat yang sama, memakan makanan yang sama. Parfum itu memperkuat ingatanku. Aku biasanya di sini bersama dengan seseorang. Mungkin pada waktu itu aku menggunakan parfum ini saat makan di sini bersamanya. 

Potongan - potongan film bergerak tanpa suara kembali muncul di kepalaku. Di sana aku menggunakan kemeja hitam duduk di tempat yang sama seperti aku duduk sekarang. Terdapat dua porsi makanan dan minuman di simpan berhadapan yang menandakan aku tidak sendiri. Dan menu nya sama seperti yang aku pesan sekarang. Seseorang duduk di hadapanku. Berbicara denganku dan tertawa. Suasana nya begitu hangat dan menyenangkan. Saat aku mencoba melihat wajahnya untuk mengetahui siapa dia, gambar menjadi buram. Aku berusaha keras mengingatnya, tetapi gambar itu tetap buram membuat aku tidak bisa melihat dengan jelas orang di hadapanku. Aku harus mencari tahu siapa dia sebenarnya, dan apa hubungan nya denganku. Siapa dia ?


2 comments:

Skylarikaz said...

Wooowww... great, saking penasarannya aku jadi pengen nyuruh Axel buat pake Ontrack Easy Recovery, hehehe...
= P

Van Der Woodsen said...

haha, mungkin udah pake file shredder jd ga bs recovery