Monday, April 12, 2010

I don't need a thousand words

Selama ini gw seringkali diberi label anti sosial oleh orang - orang sekitar. Sungguh, mereka yang memberi label itu sangat tidak tahu apa arti antisosial. Dan yang pastinya sangat tidak mengenal gw. Pertanyaan nya adalah ... apa mereka pikir mereka cukup sosial untuk memberi label itu ? Memang, gw jarang bicara dan agak menghindari orang asing [dalam skala massal] karena gw orang yang susah beradaptasi apalagi secara massal. Tapi dalam interaksi head-to-head gw lumayan baik koq. Ketika gw tidak berbicara atau mengungkapkan sesuau lewat kata - kata bukan berarti gw tidak peduli dengan keadaan sekitar. I have my own way to give my attention towards other. I tend to maintain a long last relationship. But i don't need a thousand words buat mengungkapkan perhaian gw ke orang - orang terdekat.

Dalam 2 tahun terakhir ini gw menghabiskan lebih dari separuh waktu gw di jakarta dan tinggal di sebuah rumah bersama 4 orang teman serumah gw. Waktu pertama kali ke Jakarta gw seneng banget bisa punya teman se rumah. Buat mereka mungkin gw cuma sekedar teman serumah yang berbagi tempat tinggal dengan mereka. Tapi gw merasa memiliki keluarga kedua.

Sudah 2 tahun di rumah ini, gw mulai bosan di rumah kontrakkan. Teman - teman serumah yang seharusnya sudah seperti keluarga sendiri sepertinya menemukan kesulitan dalam hal berkomunikasi. Gw sempet jadi blacksheep ketika suatu hari salah satu teman serumah gw bilang kalo gw careless, tertutup, dan cuek sama orang sekitar. Sedih [campur kesel] banget gw teman yang udah setahun tinggal serumah masih bilang gw seperti itu. Jelas sekali dia belum mengenal gw.

Tapi nggak apa-apa. Gw mengalah dan mencoba menerima kritik dia dan sedikit - sedikit memperbaiki diri. Selanjutnya apa yang gw liat ? orang - orang di rumah ini ternyata nggak lebih daripada apa yang dituduhkan teman itu terhadap gw. Selama 2 tahun serumah, belum pernah mereka saling bertukar cerita soal masalah personal, bukan maksud gw pengen tau privasi orang tapi gw percaya orang itu dianggap dekat kalo sudah saling percaya dan nyaman untuk sharing masalah - masalah personal. Well, untuk yang satu ini gw masih toleransi karena ini privasi. Semua orang punya privasi.

Setelah gw hitung - hitung, orang - orang di sini lebih banyak berinteraksi dengan laptopnya daripada orang yang ada di depan nya atau di sebelahnya. Termasuk gw sih, tapi kalo gw itu type orang yang harus diajak ngobrol. Kalo gw didiemin ya gw juga diem. Sampe ketika harus berkomunikasi saja mereka menggunakan YM atau facebook. Gw tau sih teknologi sekarang sudah maju. Tapi berbicara sama orang yang ada di depan, samping, atau sebelah kamar lo menggunakan YM menurut gw adalah sebuah kemunduran dalam berkomunikasi. Lihat, bagaimana orang - orang di sini careless sama seisi rumah kecuali laptopnya. Bukti kalau bukan cuma gw yang careless [itu pun kalo iya gw careless].

Gw adalah orang yang sangat senang menghabiskan waktu bersama teman - teman dekat gw. Baik untuk jalan atau sekedar ngobrol. Sering kali gw mengajak orang seisi rumah buat hangout. Susahnya minta ampun. Kadang - kadang berhasil sih, itupun dengan proses yang sanga lama melalui conference YM segala macem [padahal kita tinggal serumah loh, rumahnya juga nggak gede-gede amat] dan kalo nggak ada yang bener - bener ngegusur nggak bakal deh berangkat. Tapi seringnya gagal. Makanya gw males mengajak mereka jalan. Kecuali buat special occassion aja [mengandung unsur gratisan].

Coba deh yah kalian tau, emang sih kesan nya gw tukang main ngabisin duit apa gimana. Tapi kalau gw ngajak hangout atau jalan itu bukan sekedar buat hangout, have fun, atau ngabisin duit. Tapi gw ngelia itu adalah sebagai sarana untuk meningkatkan togetherness dan bonding kita as a family. But unfortunately you guys are too careless to understand. Maybe a guy should not supposed to be sensitive like me. But whasoever, this is the way i give my atention to my closes friends, and relatives.

Kalau aja lo pada sadar. Nothing last forever. Someday kita bakal lulus dan mungkin akan terpencar ke daerah masing - masing dan sibuk dengan kehidupan baru kita. And no more hanging out 'coz we're on different track. On that day, we'll miss these moments. The moment of our togetherness.

2 comments:

dyno said...

kita kok ada kesamaan dalam hal pengen lebih deket ama orang sekitar ya... mungkin lebih cenderung takut sendirian kali ya

Van Der Woodsen said...

lonelyness , is my biggest fear